Masih ingat banget kenangan
selama perjalanan di Brunei Darussalam. Selama 5 hari saya dan 11 kawan
berkesempatan untuk tinggal di sana tepatnya dari tanggal 15 sampai dengan 19
Juni 2013. 14 kawan tersebut adalah Fitry,
sami, Azizah, Tuba, Dimas,Jamal, Khairil dari Indonesia, Nisa, Shariah, Farkhah
dan Ahmad dari Malaysia, Limam dari
Meuritinia, Irfan dari Turky dan Liya dari Srilanka. Kami berangkat naik MAS
dari KLIA. Setiba di airport Brunei Darussalam, kami berpisah menjadi 2 group. Saya
dan 10 kawan tinggal di asrama Pemuda yang memiliki tarif penginapan relative murah.
Kebetulan di depan asrama adalah pasar malam, sehingga hamper setiap sore kami
menyempatkan untuk membeli makanan yang ada di situ. Harganya relative murah,
ada nasi ayam patok seharga 1 dolar brunei, rasanya enak, alhamdulilah.Oia, di
Brunei kita bisa berbelanja menggunakan mata uang dolar Singapura juga.
Selama di Brunei, kami banyak dibantu
oleh Hubur, Rahmat dan Cecep untuk keperluan transportasi. Mereka bertiga
adalah mahasiswa Indonesia yang belajar di Brunei. Hari pertama dan kedua kami
di Brunei, kami manfaatkan untuk mengunjungi tempat wisata yang ada di sana. Di
antara tempat tersebut adalah masjid sultan, taman ayun, museum Negara, pantai
dan sempat mengambil gambar gedung DPR dan istana sultan.
Hari ketiga sampai dengan kelima
di Brunei, kami focus mengikuti
konferensi, Brunei Darussalam Islamic Investment Summit 2013 di The
Empire Hotel&Country Club Jerudong. Pada acara tersebut semua kalangan yang
tertarik terhadap masalah ekonomi islam berkumpul. Baik dari pihak praktisi, akademis
maupun pemerintah. Pembahasan seputar produk bank syariah, pasar modal, sukuk dan
instrument keuangan islam yang lain. Diskusi dalam setiap sesi berlangsung
sangat menarik. Acara tersebut diselenggarakan oleh bank sentral Brunei Darussalam
bekerjasama dengan CERT, UBD, UNISSA dan beberapa sponsor lembaga keuangan
Islam. Bersyukur kami dapat mengikuti acara selama 3 hari tanpa melakukan
pembayaran. Sehingga kami hanya mempersiapkan bekal untuk akomodasi selama di
Brunei.
Akhirnya, dihari yang kelima,
saya dan beberapa kawan kembali ke Kuala Lumpur. Meskipun hanya 5 hari di
Brunei, akan tetapi membawa kesan yang mendalam. Diantara kesan tersebut adalah
Negara Brunei, khususnya di kota yang kami singgahi, kondisinya relative nyaman
dan sepi. Sangat berbeda dengan Singapura yang serba gemerlap. Di Brunei, kita bisa
melihat bangunan mall tertinggi hanya 5 lantai dan tidak begitu ramai. Yang
menarik, bangunan yang ada di Brunei itu tingginya tidak boleh melebihi menara
masjid sebagaimana pesan sultan terdahulu. Selain itu, sepanjang perjalan
mengelilingi Brunei, saya tidak pernah melihat ada sepeda motor dan angkutan
umum sangat jarang ditemui. Sehingga bisa disimpulkan bahwa hampir semua
penduduk memiliki kendaraan mobil. Selain itu, selama menonton TV di Brunei,
chanel Brunei selalu menyajikan tayangan yang mendidik dan religious,tidak ada pornografi
maupun criminal. Penasaran? Mungkin suatu saat nanti, saya akan datang lagi ke
Brunei, in shaa Allah. By Yuni YF