Hari ini, 10 Januari
2014, di aula ISTAC International Islamic University Malaysia diadakan
penganugerahan gelar Doctor of Philosophy dalam bidang Management untuk perdana
mentri Turky, Recep Tayyip Erdogan. Gelar tersebut diberikan atas jasa Erdogan
dalam hal kepemimpinan dan kontribusi beliau dalam pengembangan sumber daya
manusia untuk demokrasi, hak asasi manusia dan kebebasan dan misi kemanusiaan
dalam menyelesaikan permasalahan.
Sekilas membaca
biodata beliau, ternyata bagi Erdogan penjara bukanlah hal yang asing. Sepertinya benar bahwa penjara atau pengasingan oleh manusia itu adalah jalan para great leader dan beliau menjadi salah satu diantaranya. DR Abduh menilai bahwa Erdogan memiliki kombinasi antara pemikir dan pekerja. Beliau open minded serta memiliki visi yang tajam. Selama memberikan sambutan, beliau terlihat memiliki emosi yang stabil dan mengetahui kapan saatnya berapi-api dan kapan saatnya diam. Perdana menteri Turky tersebut memberikan sambutan tanpa teks dengan tatapan mata yang berkomunikasi dengan audience, Masha Allah.
Dalam pidato beliau, kampus adalah tempat untuk melakukan pembinaan manusia yang selalu berusaha mempertahankan nilai-nilainya. Dan selama mahasiswa adalah "true believers" you are always supreme. Jangan takut menghadapi oppression atau unjust treatment.
Dalam pidato beliau, kampus adalah tempat untuk melakukan pembinaan manusia yang selalu berusaha mempertahankan nilai-nilainya. Dan selama mahasiswa adalah "true believers" you are always supreme. Jangan takut menghadapi oppression atau unjust treatment.
Sabar
namun tetap memiliki rencana yg matang. Dan itulah yg dimiliki Turki selama 10
tahun kepemimpinannya. Beliau mengkisahkan masa lalu di Turky,
dimana ada perasaan sedih ketika para muslimah di Turky ditekan tidak
dapat melaksanakan nilai-nilai yang diyakininya. Sehingga akhirnya para pemuda pemudi di Turky menjadikan International Islamic University Malaysia (IIUM) sebagai tempat study. Saat ini, para alumni IIUM mengisi posisi-posisi
penting. Erdogan berhasil mengunci mulut para oppressors dan saat ini telah
terbukti bahwa jilbab dan nilai-nilai islam bukanlah menjadi penghalang untuk
kemajuan dan ilmu pengetahuan.
Abad 21 ini Turky akan segera meluncurkan satelit mereka sendiri untuk menandingi satelit dunia sekaligus meningkatkan
sistem pertahanan Turky. Turky juga
sudah menciptakan roket, berbagai macam peralatan perang, serta menyempurnakan
kapal induk perang.
Berbicara tentang Malaysia dan Turky, Erdogan melihat banyak kesamaan diantara keduanya. Jika Malaysia memiliki visi 2020 maka Turkypun memiliki visi 2023. Dalam visi Turky, tahun 2023 mereka sudah berhasil memproduksi pesawat tempur dan kapal induk ruang angkasa. Saat ini para engineering muda Turky sudah berkumpul untuk menyempurnakan visi tersebut.
Tempat-tempat
seperti Kairo, Islamabad dan lainnya adalah tempat-tempat penting yang pernah
menjadi pusat pengetahuan yang harus dibanggakan dan dipertahankan oleh umat
Islam. Banyak para intelek dunia datang dan belajar di Negara tersebut
karena memiliki bahasa yang sangat cair namun memiliki pesan yang kental dengan
nilai-nilai perjuangan Islam. Erdogan mengambil contoh kejayaan Islam
dengan bercerita tentang beberapa tokoh ilmuwan Muslim seperti Ibn Batutah, Al
Farabi, Ibn Sina, Al Ghazali, Al Khawarizmi, dll.
Beberapa pesan Erdogan diantaranya adalah bahwa menutup aurat sama sekali tidak menjadi
penghalang. Kedua, mari kita menolak prinsip state nations.Untuk mencapai
kemajuan, kita harus percaya bahwa kita mampu melakukannya karena kita true
believers. Kita memiliki kebebasan
dan jangan mau menuruti apa yang didiktekan. Erdogan mengapresiasi
Malaysia atas perannya dalam menyediakan pendidikan yang maju namun tetap mempertahankan
Islamic values didalamnya. Dan Turky siap
bahu membahu dengan Malaysia dalam mempertahankan hal ini. Beliau menyatakan bahwa Turky juga merupakan negara masyarakat IIUM dan Malaysia secara keseluruhan.
Erdogan mengundang civitas akademika IIUM untuk
datang ke Turky untuk memajukan pendidikan di Turki.
Sebagai penutup, dalam 10 tahun ini, Erdogan telah membangun 99 kampus baru yang bertaraf international. menurut beliau ilmu pengetahuan dan pendidikan tidak memandang wilayah, ras, usia dan lainnya. Erdogan mengajak kepada umat Islam di belahan dunia manapun untuk membangun kembali kejayaan masa lalu secara bersama- sama. Umat Islam tidak boleh kehilangan harapan ini. Kejayaan ini tak dapat diraih tanpa bahu membahu (beramal jama'i). Umat Islam harus penuh harap, toleransi terhadap sesama, dan saling terbuka. By Yuni YF
Referensi:
- - Notes
by DR Muhammad Abduh
No comments:
Post a Comment