Showing posts with label Book Review. Show all posts
Showing posts with label Book Review. Show all posts

Thursday, January 9, 2014

Bercermin Pada Sahabat Abdurrahman Bin Auf Dan Abu Ubaidah bin Jarrah






Tulisan ini terinspirasi dari ulasan tentang kisah para sahabat nabi yang dijamin masuk surga, baik di halaqah maupun forum diskusi umum. Dua kisah sahabat ini sangat menarik untuk didalami dan dijadikan inspirasi kehidupan bagi seorang muslim, khususnya dalam memanage amanah harta. Adakah sifat dua sosok sahabat tersebut dalam kehidupan kita saat ini? Mari bersama kita instropeksi diri!


Siapakah Abu Ubaidah bin Jarrah? Menurut Abdullah bin Mas’ud, Rasulullah telah memberikan penghormatan kepada Abu Ubaidah sebagai pemegang sumber kepercayaan umat dan rasulullah pada masa itu. Setelah masuk Islam dengan perantara Abu Bakar ra, beliau sangat menyadari bahwa seluruh apa yang dimiliki harus diberikan sepenuhnya untuk Islam bukan hanya setengah, ataupun sebagiannya. Jika Islam meminta hartanya, maka akan beliau infaqkan, tenaga darinya akan diberikan dan nyawapun siap beliau korbankan. Beliau dikenal sebagai seorang pemuda yang gagah berani, sangat ditakuti oleh musuh dan tidak dapat dikalahkan. Mendapat amanah sebagai pengawas baitul mal, kemudian menjadi seorang gubernur syam dan terakhir menjadi panglima perang pengganti Khalid bin Walid yang dikenal sangat perhatian terhadap anak buahnya. Subhanallah, mesk jabatan dan harta ada dalam genggaman tangannya namun beliau tetap hidup dalam keadaan zuhud, tidak hidup dalam gelimangan harta. Ketika Umar bin Khattab berkunjung dalam rumahnya, maka tidak ditemukan sebuah barang berhargapun kecuali tikar yang dibentang dan makanan ala kadarnya, Masha Allah. Bahkan karena begitu terkesannya terhadap sosok Abu Ubaidah, maka dalam sebuah kesempatan dihadapan para sahabatnya, Umar berkata tentang cita-cita yang terbaik adalah ketika umat Islam dipenuhi oleh pejuang muslim seperti Abu Ubaidah yang jujur, adil dan bijaksana.


Sahabat Abdurrahman bin Auf dalam banyak kisah dikenal sebagai sosok pedagang yang mulia yang memegang prinsip pantang untuk meminta pemberian orang lain, selain upahnya sendiri. Beliau adalah sosok pedagang yang memiliki strategi dagang luar biasa. Ketika hijrah menuju Madinah, beliau meninggalkan seluruh hartanya di Makkah. Dalam keadaan miskin tidak berbekal apapun, setiba di Madinah meski diberikan tawaran oleh kaum Anshor untuk mengambil harta dan istri mereka namun beliau menolak dan hanya meminta untuk ditunjukkan keberadaan pasar yang waktu itu dikuasai oleh yahudi. Kemudian beliau meminta tolong saudara barunya untuk membelikan tanah yang kurang berharga yang terletak di samping pasar tersebut untuk dipetak-petak dan mempersilakan siapa saja untuk berdagang di tempat itu tanpa membayar sewa. Banyak orang berbondong-bondong pindah ke pasar baru yang dikembangkan. Keuntungan para pedagangpun berlipat, Abdurahman mendapat bagi hasil dan semua menjadi gembira. Dalam jangka waktu yang pendek, Abdurrahman dapat keluar dari kemiskinan, bahkan menjadi salah seorang sahabat Rasulullah yang paling berada. Kegigihannya dalam berdagang sebagaimana beliau ungkapkan sendiri: "aku melihat diriku kalau seandainya aku mengangkat sebuah batu aku mengharapkan mendapatkan emas atau perak". Namun pendapatan yang semakin meningkat dari ke hari tidaklah menyebabkan beliau menjadi manusia yang pelit dan kikir serta jauh dari jalan Allah. Beliau tidak ragu untuk menyumbangkan hartanya di jalan Allah sebagaimana dalam sebuah riwayat bahwa beliau menyumbangkan setengah dari hartanya. Hal ini seperti disebutkan Zuhri bahwa Abdurrahman bin Auf menyumbangkan setengah dari hartanya sebanyak empat ribu dirham pada masa Rasulullah s.a.w., kemudian beliau menyumbangkan empat ribu dirham, kemudian empat puluh dinar, kemudian lima ratus kuda perang di jalan Allah, kemudian seribu lima ratus tunggangan atau rahilah di jalan Allah, dan semuanya merupakan harta dari berdagang. Disamping menyumbangkan hartanya di jalan Allah dan untuk fakir miskin beliau juga diceritakan merupakan orang yang paling banyak memerdekakan hamba. Dalam sebuah riwayat Ja'far bin Burqan berkata: saya pernah mendengar bahwa Abdurrahman bin Auf telah memerdekan hamba sahaya sebanyak tiga puluh ribu jiwa. Dan Abu Amr berkata dalam satu riwayat disebutkan bahwa beliau memerdekakan sebanyak tiga puluh hamba dalam satu hari. Selain itu, Abdurrahman dikenal pula dengan ketawadhuannya. Walaupun beliau merupakan salah satu shahabat Nabi s.a.w. yang telah dijanjikan masuk syurga namun beliau tetap dalam ketawadhuan. Sa'id bin Jubair berkata bahwa Abdurrahman bin Auf tidak dapat dibedakan diantara hamba sahayanya. Terakhir, Abdurrahman meninggalkan dua puluh delapan anak lelaki dan delapan anak perempuan. Luar biasa, walaupun sudah menyumbangkan hampir keseluruhan hartanya di jalan Allah s.w.t. namun beliau masih meninggalkan harta warisan yang sangat banyak. Dalam sebuah riwayat dari Muhammad, beliau menceritakan bahwa di antara harta peninggalan Abdurrahman bin Auf adalah emas murni sehingga tangan para tukang merasa kewalahan (lecet) untuk membagikannnya dan empat orang isterinya masing-masing menerima harta warisan sebanyak delapan puluh ribu dinar. Abu Amr berkata bahwa Abdurrahman adalah seorang pedagang sukses dalam bidang bidang perniagaan, sehingga mendapatkan laba yang sangat banyak, meninggalkan sebanyak seribu unta, tiga ratus kambing, seratus kuda perang yang digembalakan di daerah Naqi' dan mempunyai lahan pertanian sehingga kebutuhan keluarganya setahun dipasok dari hasil tanaman tersebut.


Alla kulli hal, meski kita tidak akan pernah menjadi sosok yang sama seperti Abu Ubaidah maupun Abdurrahman bin Auf, namun setidak-tidaknya perjuangan, kegigihan dan kesungguhan mereka dalam membela agama Islam dapat menginspirasi kehidupan kita. Bagaimanapun keadaan kita saat ini, sempit maupun lapang menginfakkan harta, tenaga, waktu dan jiwa di jalan Allah semoga menjadi bagian dari bentuk pembelaan kita untuk agama kita. Wallahu’alam. by Yuni YF, dari berbagai sumber
Read More

Watch Out: Sepilis (Sekulerisme, Pluralisme dan Liberalisme)








Balighu walau ayah, kalimat yang selalu menjadi inspirasi untuk saling mengingatkan satu sama lain. Tidak pandang apakah seorang Muslim memiliki kapasitas syariah yang mencukupi ataupun terbatas. Sesedikit apapun ilmu yang dimiliki, hendaknya disampaikan kepada orang lain, terutama pada hal yang dapat mendatangkan kebaikan. Seorang Muslim memiliki tugas pula untuk selalu beramar ma’ruf nahi mungkar, tergerak ketika melihat kebatilan di sekitarnya dan mengingatkan saudaranya sesuai dengan kemampuan. Sebuah riset telah menunjukkan bahwa ilmu maupun informasi yang dalam 24 jam tidak dishare, maka ilmu tersebut memiliki kecenderungan akan hilang dari memori. Namun apabila disebarkan, maka ilmu itu akan kuat tertancap dalam memori kita, Masha Allah.

Saat ini, pemikiran Islam modern menghadapi persoalan yang sangat kompleks akibat bersentuhan dengan dunia Barat. Problem sepilis yaitu sekulerisme, pluralisme, liberalisme marak berkembang di kalangan umat Islam. Menurut Naquib Al Alatas, Barat merupakan peradaban yang tumbuh dan berkembang dari kombinasi beberapa unsur yaitu filsafat, nilai-nilai kuno Yunani dan Romawi, agama Yahudi dan Kristen yang dimodifikasi oleh bangsa Eropa. Selain itu kehidupan manusia yang kompleks telah menyebabkan perubahan dan perkembangan yang cepat, sedangkan secara lahiriyah nash saja tidak cukup untuk menerangkan setiap hukum bagi setiap kejadian, sehingga ulama salaf menyerukan pembaharuan pemikiran Islam (tajdid) dengan analisis Islam terhadap permasalahan baru dalam kehidupan manusia.

Istilah tajdid adalah sangat penting. Tajdid secara etimologi berasal dari “jaddada” yang berarti memperbaharui. Abu Sahal al Su’luqi mendefinisikan tajdid adalah pembaharuan agama; mengembalikannya kepada keadaan semula sebagaimana pada masa Salaf yang pertama. Menurut Amal Fathullah Zarkasyi, tajdid addin adalah kurang tepat karena agama adalah wahyu Illahi yang tidak boleh dirubah dan diperbaharui. Maka lebih tepatnya menggunakan istilah “tajdid al fikr al Islami”, yaitu dengan melakukan pembaharuan pada aspek pemahaman, pemikiran, metode pengajaran dan pengamalan ajaran agama. Hal ini dilakukan untuk mengembalikan syiar Islam kepada asal mula dan menampilkan Islam secara benar dan kontemporer tanpa mengorbankan Islam itu sendiri. Dalam melakukan tajdid, umat Islam dituntut untuk berijtihad (tajdid dan ijtihad).

Hamid Fahmi Zarkasyi menjelaskan bahwa upaya barat melawan Islam dilakukan dengan tiga agenda, yaitu liberalisasi atau westernisasi, kolonialisasi atau perang dan globalisasi. Dan dalam melancarkan liberalisasi, Barat menggunakan tiga kekuatan penting, yaitu missionaris, orientalis dan kolonialis.
 

Di Indonesia strategi liberalisasi agama oleh barat menggunakan Jaringan Islam Liberal (JIL). JIL mengkonotasikan tajdid dengan modernisasi, modernisasi sepadan dengan westernisasi (penyebaran world view Barat). Kemunculan kelompok tersebut dalam pandangan Hamid adalah salah satu alat barat (liberalisasi) untuk meruntuhkan kebenaran absolute atau menghilangkan kebenaran dalam Islam, sehingga Islam akan ditinggalkan oleh umatnya. Padahal Islam adalah benar, sebagaimana ayat Qur’an tertulis al haqqu mirrabik yang artinya kebenaran itu (Islam) dari Tuhanmu, maka jangan menjadi orang yang ragu-ragu.

Kegiatan liberalisasi yang JIL lakukan sangat staregis. Pertama, dalam bidang pendidikan dilakukan dengan mengubah kurikulum pendidikan Islam yang radikal menjadi moderat. Kedua, membiayai semua kegiatan yang mempromosikan Islam moderat. Ketiga, mempengaruhi pemikiran dengan menekankan kontekstualisasi Ijtihad (dekonstruksi Syariah), menekankan komitmen terhadap rasionalitas dan pembaruan (merelatifkan & menafikan syariah, rekayasa hukum syariah), mengembangkan paham pluralisme sosial dan pluralisme agama, menyebarkan paham bahwa agama adalah urusan pribadi. Keempat, sekulerisasi dan demokratisasi pemikiran agama yaitu dengan membebaskan Negara dari urusan agama, menyebarkan paham demokrasi dalam beragama (membela aliran-aliran sesat), menentang segala bentuk fatwa yang menghukumi. Kelima, menyebarkan relativitas kebenaran dengan menggembor-gemborkan bahwa kebenaran itu relatif yang absolut hanya Tuhan, agama itu absolut dan pemikiran keagamaan itu relatif , otoritas ulama & penafsiran mereka itu relatif dan kebenaran semua agama itu relative.

Khususnya tentang pemikiran pluralisme agama yang menganggap semua agama itu sama, sebenarnya telah lama masuk ke Indonesia dan beberapa negara Islam lainnya. RA kartini yang disebut sebagai pahlawan nasional dan pejuang emansipasi perempuan Indonesiapun mengusung paham pluralisme. Eramuslim mengabarkan bahwa sebagian isi surat-surat Kartini, terutama tentang kondisi kebatinan dan pemahaman kegamaannya, sangat beraroma pluralisme. Kartini bahkan pernah mengatakan, bahwa agama sesungguhnya adalah kebatinan.
 

Dunia entertainmentpun tak pelak menjadi media yang strategis dalam melancarkan misi pluralisme, yang berefek memicu konflik di tubuh umat. Akhir-akhir ini umat Islam diresahkan oleh salah satu film yang dibuat oleh seorang sutradara muda yang konon berjiwa seni tinggi dan sangat produktif dalam membuat film. Film yang berjudul Tanda Tanya (?) oleh Ketua MUI KH A Cholil Ridwan dinilai telah menyebarkan paham syirik modern (Pluralisme Agama), mendukung orang murtad dari Islam, menyatakan semua agama menuju Tuhan yang sama, mencampuradukkan antara tauhid dan syirik, antara iman dan kufur, dan berlebih-lebihan dalam menggambarkan konflik antar agama. Hal senada juga diungkapkan oleh pemerhati sepilis seperti Adian Husaini dan Hartono Ahmad Jaiz, bahwa film “?” telah menyesatkan akidah umat Islam meski sang pembuat film adalah seorang yang beragama Islam. Hal ini tentu saja berlawanan terhadap sumber hukum Islam yang salah satunya termaktub dalam surat Ali Imran bahwa agama yang benar di sisi Allah hanyalah Islam.

JIL maupun kelompok-kelompok yang mengusung isu sepilis merupakan tantangan serius bagi umat Islam. Hamid mengungkapkan bahwa UIN, IAIN dan STAIN adalah proyek liberal yang dijadikan tempat untuk menternakkan ide-ide liberal. Oleh karena itu beliau mengingatkan agar gerakan ini perlu direspon secara akademis. Selain itu tradisi pengkajian Islam perlu diintensifkan dengan dukungan penguasa dan pengusaha Muslim. Dalam sistem pendidikan Islam (khususnya universitas) perlu dibenahi, dichotomi dihilangkan, politik Muslim perlu rekonseptualisasi, ilmu pengetahuan Islam perlu dikembangkan (dengan Islamisasi). Dan perlunya ilmu pengetahuan Islam yang terbarukan untuk segera diaplikasikan dalam realitas sosial.

Selain itu, untuk mengelak dari jebakan paham sepilis, menurut penulis, hal urgent yang dilakukan adalah mengokohkan benteng keimanan. Secara individu, kita harus yakin bahwa iman kepada Allah, RasulNya, Alqur’an dan sunnah rasulullah adalah pedoman hidup yang tidak dapat ditawar lagi. Ilmu tauhid menjadi salah satu ilmu fardhu’ain untuk dipelajari. Selain itu, trend penyebaran paham tersebut yang semakin canggih karena kuatnya jaringan secara finansial, maka hal yang penting adalah kita selektif dan kritis dalam mengkonsumsi setiap media yang ada. Secara kolektif, umat Islam harus waspada dan mendorong pemerintah untuk tidak memberikan ruang luas bagi kaum liberalis dalam melancarkan misi mereka. Pihak otoritas sangat diperlukan dalam meminimalisir bahkan menghilangkan penyebaran paham tersebut.
 

Kehidupan adalah perjalanan, ribuan langkah, bagaimana kita memanage langkah kita. Sunatullah, bahwa haq dan batil akan selalu menjadi pertarungan hingga akhir zaman. Mari kita sebagai ilmuwan Muslim (insha Allah), berusaha memiliki mindset yang berfondasikan world view Islam agar menguasai konsep-konsep yang dapat mendeteksi dan menscan pemikiran-pemikiran yang merusak Islam khususnya sepilis. Hal ini menjadi salah satu perbekalan kita dalam mempertahankan yang haq di muka bumi. Alla kulli hal, semoga Allah selalu mengokohkan keimanan dan keyakinan kita dan selalu memberikan petunjuk agar tidak condong kepada kesesatan. Aamiin. By Yuni YF
Recommend References:
1. Seminar ttg Pembaharuan Pemikiran Islam. Tajdid atau Targhib, IIUM, 3 Juli 2010, oleh DR. Amal Fathullah Zarkasyi dan DR. Hamid Fahmi Zarkasyi.
2. Seyyed Hossein Nasr: Mengusung Tradisionalisme
Membangun Pluralisme Agama oleh Anis Malik Toha.
3. World View Islam oleh Syed Muhammad Naquib al-Attas.
4. Prolegomena To the Metaphysics of Islam (Respon Islam terhadap Konsep Kesatuan Agama-agama) oleh Syed Muhammad Naquib al-Attas.
5. http://www.eramuslim.com/berita/tahukah-anda/surat-surat-pluralisme-kartini.htm
6. http://malay.bismikaallahuma.org/islam-dan-fahaman-pluralisme-agama/
7. http://www.eramuslim.com/berita/analisa/bukti-hanung-berjiwa-labil-dan-sebarkan-virus-menggoyang-iman.htm
8. http://www.nahimunkar.com/mui-film-karya-hanung-mendukung-orang-murtad/#more-4623)
9. http://koranmuslim.com/2011/adian-husaini-film-hanung-kampanye-pluralisme-yang-vulgar-2/
Read More

Biographies of Ten Scholars








“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang beraman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha mengetahui apa-apa yang kamu kerjakan “(Al Mujadilah:11)
“ Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu” (Al Hujurat : 13)


Setelah membaca Biografi 10 Imam Besar yang ditulis Syaikh M Hasan Al Jamal yang diterbitkan oleh Pustaka Al kautsar, jadi menginspirasi untuk menamai anak-anakku kelak dengan nama mereka. Biar mereka nantinya menapak tilas perjalanan para ulama salaf..aamiin.Pengen tahu siapa saja kesepuluh imam besar ini?yuk..

Satu,
 Abu Hanifah An-Nu’man. Beliau dikenal sebagai mercusuar ilmu pengetahuan dan fakih ternama. Lahir di Kufah Iraq 80 H yang merupakan putra seorang pedagang dan berguru pada syaikh hammad. Beliau juga seorang pedagang yang sukses dengan menjadikan kejujuran sebagai barang dagangan para pedagang yang utama, sebagai sarana untuk mendapatkan yang halal, jauh dari oportunis dan keuntungan yang haram. Lihat bagaimana kisah beliau ketika seorang perempuan menawarkan kain sutra seharga 100 dirham tetapi oleh beliau dihargai 500dirham. Dalam berdagang, beliau menjual barang tanpa mengambil keuntungan,menjual harga pokok barang saja kepada pembeli yang sedang kesusahan.Abu hanifah wafat ketika berumur 70 tahun.Diantara wasiat emas beliau adalah “perlakukan manusia sebagaimana engkau memperlakukan diri sendiri, janganlah membebani manusia sesuatu apa yang tidak mereka bebankan kepadamu, jangan sekali-kali kamu berkhianat walaupun mereka mengkhianatimu, pegang teguhlah kesetiaan dan takwa, Allah akan bersamamu.

Dua,
 Malik bin Annas. Merupakan imam para ulama dan bintang para ulama. Imam Malik lahir Dzi Al Marwah madinah pada 93H. Ayahnya merupakan pengrajin anak panah. Beliau menimba ilmu dari Syaikh Rabi’ah dan Syaikh Ibnu Hurmuz Abdullah bin Zaid dan mengajar di masjid nabawi.Kitab yang terkenal yang ditulis beliau adalah “al Muwaththa” yang artinya yang terseleksi dan disetujui atau tersunting. Beliau wafat pada tahun 179 H. 

Tiga,
 Muhammad bin Idris Asy-Syafi’i. Seorang ulama Quraisy yang mengisi dunia dengan ilmu. Lahir di gaza palestina pada tahun 150H dn dibesarkan dalam kondisi yatim dan fakir.Beliau menghapal alqur’an pada usia 7 tahun.Menurut Asy-Syafi’i, kefakiran tidak menghalangi untuk mendapatkan ilmu. Beliau berguru dengan syaikh masjidil haram; Syaikh Muslim bin Khalid Az Zanji. Tingkat kemampuan Asy Syafi’i dalam menghapal sangat luar biasa. Jika dia membuka buku dan ingin menghapal halaman buku tersebut maka ia berusaha untuk menutupi halaman sebelahnya karena takut jika pandangannya tertuju pada buku itu, lalu ikut terhafalkan. Namun pernah beliau mengeluhkan tentang kelemahan hafalannya, hingga Syaikh Waqi’ menasehati bahwa ilmu itu adalah cahaya. Dan cahaya Allah tidak akan mungkin diberikan kepada orang-orang yang bermaksiat. Buku-buku Imam Syafi’i terdiri dari 20 jilid, diantaranya kitab Al-Umm, Al Imlah As shaghir, Al Amali Al Kubra, Mukhtashar Al Buwaithi, Kitab Ar risalah, Kitab Al Jizyah. Beliau juga merupakan peletak ilmu Ushul. Pada tahun 204 H bulan Rajab di usia yang ke 54 beliau kembali keharibaanNya.

Empat,
 Ahmad bin Hambal. Adalah imam dunia dan hujjah bagi ulama sezamannya. Lahir di kota Baghdad pada tahun 164 H dan wafat pada 241H. Allah SWT member taufik kepada Imam Ahmad dengan sifat-sifat yang diagungkan oleh Islam seperti zuhud, wara’, berpegang teguh pada Alqur’an dan as sunnah, menolak kedudukan, sifat rendah diri, ketakwaan, takut kepada Alah, ikhlas dalam beribadah dan banyak berdoa serta bermunajat. Kehidupan beliau sederhana bahkan pernah memnijal uang kepada beberapa orang sholeh dan kemudian mengembalikannya. Karya-karyanya yang dinukil adalah musnad, yang menghimpun sekitar 40000 hadits yang merupakan hasil seleksi dari 700000 hadit. Kemudian karya at tafsir, al muqaddam wa al muakhar fi al Qur’an, Jawabat AlQur’an, Al manasik Al kabir wa Ash Shagir, At tarikh, Az zuhud dll.

Lima,
 Ibnu Hazm. Seorang pemimpin ulama Andalusia. Lahir di bagian timur Cordova Andalusia pada tahun 34H. Beliau juga memiliki nama panggilan Abu Muhammad berguru kepada Syaikh Au hasan Al fasi. Meskipun keluarga dan dirinya sendiri mempunyai kedudukan dalam kementerian Analusia, namun dia berpendapat bahwa kemuliaan, keselamatan dan kehormatan ada pada ilmu. Sifat-sifat dan bakatnya adalah hapalan dan penguasaan ilmu yang kuat, cerdas dan tangkas, berpikir dan perhatian yang mendalam, keimanan yang kokoh, kesabaran, kesungguhan dan keuletan, keikhlasan, mencintai manusia, jujur dalam perasaan dan emosi yang kuat, kesetiaan, rasa harga diri dan tidak sombong. Amir ulama Andalusia ra pun pergi dari alam kehidupan pada tahun 456 H.

Enam,
 Al Hasan al Bashri. Imam para tabi’in dan fakih zamannya.Ulama ini dilahirkan pada tahun 21 H ketika masa khalifah Umar bin Khatab. Ketika ibunya, Khairah meninggalkannya, maka al hasan kecil pernah disusui oleh Ummu salamah. Ra. Beliau terkenal sebagai ulama yang berpengetahuan sangat luas baik untuk bidang tafsir maupun hadits. Ia memiliki perasaan yang kuat, semangat yang menyala, mensinerikan antara kefasihan lisan dan kekuatan iman dan benar-benar meyakini terhadap apa yang diucapkannya. Al mam Abu Hamid Al Ghazali berkata : “perkataan hasan al Basri paling mirip dengan perkataan kenabian dan paling dekat dengan petunjuk para sahabat ra, semua pendapat menyepakati kebenaran hal ini. Kumpulan nasehat beliau bisa kita dapatkan dari riwayat tentang sifat-sifat mukmin, tanda-tanda orang bertakwa, pujian, ghibah, ajakan zuhud, suami yang shalih dan lainnya. Pada tanggal 1 rajab 110H, Al Hasan basri memenuhi panggilan TuhanNya.

Tujuh,
 Laits bin Sa’ad. Imam dan fakih dari Mesir. Laits bin Sa’ad lahir pada pertengahan Sya’ban tahun 93 H di Qalqasyandah, dekat dengan daerah Ajhur al Kubra tepi sungai Jamus, Kairo. Beliau menimba ilmu di masjid Al Fusthath yang dibangun oleh pembebas Mesir pertama yanitu Amr bin Ash ra. Nama Al Fusthath berasal dari nama kemah Amr bin Ash ra. Beberapa orang guru Laits adalah Yahya bin Sa’id al anshari, Abdullah bin Hurairah Assaba’i, Ja’far bin rabi’ah, Ubaidillah bin Ab ja’far dan Yazid bin Abi Habib. Pujian ulama kepada Laits diantaranya dai Imam nawawi dalam kitabnya At Tahdzib berkata” Semua orang berijma akan keagungannya, sifat amanahnya dan ketinggian derajatnya dalam fikih dan hadits. Di antara hadits yang diriwayatkan Laits adalah HR Bukhori ttg pemimpin, sesungguhnya masing-masing dari kalian adalah pemimpin dan akan bertanggungjawab atas apa yang dipimpinnya. Beliau wafat 30 tahun sebelum asy syafi’i wafat.

Delapan,
 Ibnu Taimiyah. Syaikh Islam dan pewaris ilmu kenabian.Selain menjadi ensiklopedi ilmu pengetahuan,beliau adalah seorang orator yang cerdas, peneliti yang jeli, penulis yang kreatif, alimyang rajin menelaah, fakih pembaharu, mempelajari memahami dan menghafal seluruh apa yang disampaikan pendahulunya.Beliau lahir di kota Harran sebelah timur Turki pada 10bRabiul awwal 661H, banyak riwayat menunjukkan bahwa dia bukan keturunanArab, kemungkinan dari suku kurdi. D antara keistimewaan keilmuan yang dimiliki Ibnu Taimiyyah adalah kedalaman dan kekuatan analisa yang luar biasa. Ia mengajarkan masalah secara mendalam, sehingga terkadang tidak tidur karena memikirkan jawaban-jawaban dari pertanyaan.Cermin keikhlasan beliau dapat dilihat dari ketika ia selalu menghadapi para ulama yang menentangnya dan mensosialisasikan kepada masyarakat setelah mempelajarinya. Ia memperjuangkan kebenaran dengan pena, lisan kadang pedang seperti ketika menghadapi tatar ketika menyerang damaskus. Keikhlasannya sangat jauh dari kepentingan, hawa nafsu, kedengkian dan kebencian. Dengan keikhlasan pula dia sangat jauh dari kenikmatan duniawi. Ia memiliki syaikh lebih dari 200. Buku Ibnu taimiyyah mencapai 500 jilid. Misalnya al Wasiyyah Kubro, Risalah al halal, Risaah al Hisbah fil Islam. Ciri karya beliau adalah banyak menggunakan dalil-dalil qur’an, kejelasan ide dan kedalaman pikiran.Beliau dipanggil Allah azza wa jalla pada tanggal 22 Zulqaidah 728 H. 

Sembilan,
 Ibnu Qayim al Jauziyah. Perintis kebangkitan Islam. Lahir pada taggal 17 Shaffar 691 H. Al jauziyah pada zaman dahulu merupan madrasah terbesar di Damaskus. Salah satu diantara nasehat beliau adalah “ Musibah dan cobaan itu merupakan hal-hal yang biasa datang. Jika hamba yang mengetahui bahwa ia adalah hal yang harus adatang, maka ia tidak akan terkejut, marah, tidak mengeluh dan bersedih. Maka apabila dia bersabar dalam menghadapi ujian tersebut, tidak lari darinya, maka jiwanya masih ada harapan untuk diperbaiki lalu tentram bersama Allah serta tersapih dari kejelekan. Jika demikian maka jiwa dan hatinya akan dipenuhi oleh kecintaan kepada Allah, sementara fisiknya akan tunduk kepada perintah-perintahNya. Di sinilah hatinya akan merasa selalu bersama Allah serta menjadi wali baginya. Gerak-geriknya selalu karena Allah bukan karena dirinya sendiri. Diantara karya terpenting beliau adalah Zadul Ma’ad fi Hadyi Khairil Ibad yaitu ensiklopedi besar dari berbagai ilmu, Kitab Shifatil jannah, Ar Ruh, Syarh Al Asma’ Al husna, Al kalim At tayyibu wa Al Amal Ash Shalih dan sebagainya. Diantara untaian kata mutiara beliau diantaranya tentang hak Allah ta’ala, 4 hal yang membinasakan, permulaan dan akhir, ciri-ciri kebahagiaan dan kesengsaraan hati yang sehat dan mati. Akhirnya beliau menghadap Allah SAW ketika 13 Rajab 751 H dalam usia 60 tahun.

Sepuluh,
 Muhammad bin Ali Asy-Syaukani. Ensiklopedi ilmu pengetahuan. Salah satu prinsip beliau adalah ajakan untuk berijtihad, meninggalkan taklid serta berpegang kepada akidah salaf.terdapat 37 karya beliau yang sudah diterbitkan dan masih terdapat 240 manuskrip. Diantara bukunya yaitu At Tuhaf fi madzhab as salaf dan kasyfu syubhat fi al musytabihat. Beliau lahir di desa Hijrah tengah hari tanggal 28 Zulqaidah 1183 H.Guru imam asy syaukani mencapai 17 guru diantaranya Al Alim Ahmad bin Amir AlHadatsi. Beliau wafat di kota Shan’a yaman pada umur 76 tahun yaitu pada jumadil akhir 1250 H.

Semoga rahmat selalu memberikan rahmatNya kepada mereka atas segala warisannya kepada kita semua umat Islam saat ini. Semoga setelah membaca tentang mereka, cahaya ilmu dan kesholihan mereka dapat terbias dalam diri kita...aamiin. arranged by yuni yf
Read More

About Alluring

Popular Posts

Total Pageviews

Powered By Blogger · Designed By Seo Blogger Templates