Showing posts with label Tarbiyah Forum. Show all posts
Showing posts with label Tarbiyah Forum. Show all posts

Thursday, January 9, 2014

The POWER of SYAHADATAIN







Familiar bagi kita tentang kisah – kisah sahabat Rasulullah dalam mempertahankan dan menjayakan Islam. Subhanallah, mereka harus menghadapi rintangan dengan segala konsekuensinya, harta dan jiwa dipertaruhkan hanya untuk Allah semata. Hingga tidak mengherankan jika sosok mereka menjadi inspirasi para pejuang Islam saat ini dalam mempertahankan tegaknya agama Allah di bumi. Di masa itu sahabat Bilal bin Rabah seorang budak hitam rela diletakkan di hamparan padang pasir yang panas tanpa sehelai baju dengan tubuh ditindih batu besar, disiksa, dicambuk tetapi Masha Allah beliau tetap bersikukuh dengan mengatakan ahad, ahad sebagai pengakuan syahadat dia kepada Allah, Tuhan Yang Esa. Kisah Mush’ab bin Umair yang rela meninggalkan kemewahan dan segala kenyaman hidup sejak ia memutuskan untuk menjadi muslim. Hingga, karena kezuhudannya pada saat meninggal kain kafanpun tidak cukup menutup seluruh badannya.
Maupun kisah keberanian para panglima perang, Hamzah bin Abdul Muthalib, Khalid bin Walid, Thariq bin Ziyad, Shalahudin Al Ayubi hingga Muhammad Al Fatih yang berhasil merobohkan benteng Konstantinopel yang konon sangat kuat, namun karena panglima dan tentara perang yang tangguh, memiliki semangat dan optimisme yang tinggi untuk menegakkan kalimat Allah pada akhirnya mereka berhasil membawa kemenangan. Apa yang telah mereka lakukan itu semua merupakan bentuk refleksi dan implementasi dari syahadatain yang telah mereka ucapkan sejak memutuskan masuk Islam. Syahadat telah melahirkan semangat yang sangat luar biasa, the power of syahadat is never ending energy.
Urgensi Syahadat
Syahadat merupakan kalimat yang singkat, selalu dibaca berulang kali setiap hari dan memiliki makna yang luar biasa. Syahadat merupakan rukun Islam pertama dari lima rukunnya. Bagi seorang muslim, syahadat memiliki arti yang sangat penting.Pertama, kalimat syahadatain adalah pintu masuk Islam sebagaimana tercantum dalam ayat Alqur’an 47: 19, 37: 35, 3:18, 7:172, 25:23, 39:64-65. Dengan membaca syahadatain maka seseorang telah diakui sebagai orang Islam yang memiliki hak dan kewajiban sama dengan muslim lain. Kedua, syahadatain merupakan intisari ajaran Islam yang dilandasi dalam Alqur’an 2:21, 51:56, 21:25, 33:21, 3:31, 6:162, 3:19, 3:85, 45:18,6:153. Dengan syahadatain, syahadat tauhid maka seorang muslim mengakui bahwa segala sesuatu berasal dari Allah yaitu Alqur’an dan syahadat Rasul, maka mereka mengakui semua yang dibawa nabi Muhammad saw yaitu hadits. Sehingga konsekuensi bagi seorang yang bersyahadat adalah mengikuti Alqur’an dan sunnah. Ketiga, syahadatain adalah titik tolak perubahan sebagaimana termaktub dalam Alqur’an 6:122, 33:23, 37:35-37, 85:6-10, 18:2, 8:30. Perubahan semua aspek bermula dari syahadatain, yaitu perubahan dari jahiliyah menuju Islam, dari ketebelakangan menuju kemajuan dan seterusnya. Keempat, hakekat dakwah Rasul maksudnya adalah bahwa syahadatain merupakan konsepsi dasar yang didakwahkan seluruh Rasul sebagaimana tertulis dalam Alqur’an 60:4, 18:110. Kelima, keutamaan yang besar, sebagaimana dalam hadist “Barangsiapa mengucapkan laa ilaaha illallah, ia masuk surga.
Dalam bahasa Arab, makna syahadat adalah ikrar ( 3:18, 7:172, 3:81 ), sumpah ( 63:1-2, 4:138-145 ) dan perjanjian ( 5:7, 2:285, 2:93 ). Ikrar, sumpah dan perjanjian hanya akan terucap dari orang yang benar – benar telah mengetahui dan yakin dengan apa yang diucapkan ( al iman ). Sehingga keyakinan itu akan tercermin dengan ucapan lisan, pembenaran dalam hati dan pembuktian dengan perbuatan. Sedangkan konsistensi dari iman dan ketaatan akan memunculkan keberanian, ketenangan dan optimisme. Sehingga seorang muslim akan terbebas dari rasa takut, resah dan cemas dalam menjalani kehidupannya dan itulah sebenarnyavkebahagiaan yang sejati ( 3:185 ). Adapun hal hal yang membatalkan syahadat adalah syirik ( menyekutukan Allah ), ilhad ( menyimpang dari kebenaran ) sikap yang menafikan sifat-sifat, nama-nama, dan perbuatan Allah dan nifaq ( berwajah Islam, tetapi hatinya kafir ).


Reality Umat Islam Saat Ini
Saat ini, persoalan yang muncul adalah mengapa umat Islam selalu tertinggal dari umat lainnya? Di hampir semua bidang kehidupan. Sebenarnya, akar semua masalah dapat dirunut dan berhulu pada pemahaman dan implementasi syahadat yang kurang benar atau tidak sempurna. Umat Islam masih terjajah, tertindas, tindakan anarkis merajalela, marak pornografi, free sex, penggunaan obat-obatan terlarang, tuduhan terorisme, dan masalah kemiskinan. Semua masalah tersebut menggambarkan begitu lemahnya kondisi umat Islam saat ini.


Bidang Pendidikan, Apa yang Harus Dilakukan ?
Sebuah survey menunjukkan bahwa sumber daya manusia di negara-negara muslim saat ini masih sangat tertinggal dibanding umat lainnya.Hal ini diukur dari perbandingan antara jumlah pakar dalam setiap satu juta penduduk. Israel yang notabene beragama Yahudi mempunyai 16000 pakar, Jepang yang mayoritas penduduk beragama Shinto dan Budha memiliki 6500 pakar, Rusia yang atheis memiliki 5000 pakar, Belanda yang beragama Kristen memiliki 4500 pakar, United Kingdom yang beragama Katolik meiliki 3200pakar, sedangkan negara-negara muslim seperti Mesir, Pakistan, Indonesia, Iran dan Nigeria masih memiliki jumlah pakar yang kurang dari 500.

Lemahnya SDM ini salah satu penyebabnya disinyalir karena cara pandang dan pemahaman terhadap Islam yang tidak kaffah. Berpikir dikotomis atau sekular. Islam hanya dipahami dari aspek ritual belaka sehingga menjadikan Islam terkesan sempit, bahkan hanya memuat ajaran yang sekedar menyiapkan kehidupan akhirat saja dan tidak menjamah pada persoalan keduniaan. Dalam dunia pendidikan, indikasinya dapat terlihat dalam perguruan tinggi Islam versus perguruan tinggi umum, mata pelajaran agama di sekolah versus mata pelajaran umum seperti biologi, fisika, kimia, berhitung dan lain-lain. Hal ini mengakibatkan persepsi yang salah dalam masyarakat seperti, cara berpikir yang dikotomis yang berakibat mempersempit lingkup ajaran Islam itu sendiri. Islam hanya akan berada di masjid-masjid, di tempat-tempat kegiatan spiritual, di seputar upacara kelahiran, pernikahan dan kematian. Kemudian tokoh Islam dipersonifikasi sekedar sebagai ahli doa, bukan penemu salah satu bidang ilmu pengetahuan dari kegiatan risetnya, bukan pengusaha besar, bukan orang yang berada di kancah politik yang sesungguhnya sehari-hari memikirkan dan memperjuangkan umat dan kemanusiaan. Selain itu, dakwah yang belum merata, juga termasuk problem utama umat Islam saat ini.


Padahal, jika kita menelusuri sejarah keemasan Islam, pada waktu itu Islam berhasil melahirkan banyak ilmuwan-ilmuwan sekaliber internasional yang pakar di berbagai bidang: astronomi, kedokteran, geologi dan ilmu-ilmu lainnya. Seperti Umar Khayyam (w. 1123), Al Battani (w. 929), Al Tusi (w. 1274), Tsabit bin Qurrah (w. 901), Abu Bakar Ar Razi (w.935) Al Majriti (w. 1007), Ibnu Nafis (w.1288), Az Zahra (w. 939), Al Ibadi (w. 873) dan Ibnu Majid (abad 15).


Dalam hal ini, Profesor Abdus Salam memberikan peringatan kepada umat Islam yang concern terhadap dunia keilmuwan, hal – hal berikut harus bisa dihindari. Menurut beliau, saat ini umat Islam tidak mempunyai komitmen terhadap sains, baik sains terapan maupun sains murni, tidak memiliki hasrat yang kuat untuk mengusahakan tercapainya kemandirian sains dan teknologi (self reliance) , tidak membangunkan kerangka institutional dan legal yang cukup untuk mendukung perkembangan sains dan menerapkan cara yang tidak tepat dalam menjalankan manajemen kegiatan di bidang sains dan teknologi.



Ala kulli hal, hal penting yang harus dilakukan saat ini adalah senantiasa meluruskan motivasi kita dalam mencari ilmu, memperbaiki sistem pendidikan dan pengajaran yang salah, menggunakan kaedah atau teknik yang tepat dan selalu mengaitkan ilmu yang dipelajari dengan Allah. Harapannya semoga apa yang dilakukan tersebut, menjadi salah satu perwujudan syahadat kita dan menjadi bagian dari solusi dalam menyelesaikan salah satu problema yang dihadapi umat Islam saat ini. Wallahu’alam.sumber: resensi kajian ttg syahadatain. by:Yuni YF (Resensi kajian)
Read More

BERSIAP-SIAGALAH






Kerja dakwah adalah kerja terus menerus hingga akhir hayat. Perlu diadakan pembagian tugas yang jelas kepada para da’i berdasarkan kafa’ah yang mereka miliki. Yang terkait dengan kerja lapangan, di PKS terdapat pandu keadilan. Motto pandu PKS adalah “bersiap-siagalah” dimanapun mereka berada. Setiap ada panggilan dakwah maka anggota kepanduan harus berada di garda terdepan. Bergabung di barisan putri keadilan/santika selama kurang lebih empat tahun di DPD Kabupaten Magelang telah mengajarkan berbagai arti tentang dakwah dan kehidupan.
 

Dalam komunitas tersebut, muslimah dipersiapkan agar selalu siap siaga mengawal agenda-agenda dakwah. Kegiatan yang biasa diikuti oleh anggota santika adalah melakukan advokasi di daerah bencana, mengamankan jalannya aksi/demonstrasi, menjadi hadhonah /penjaga anak ketika ada seminar maupun kegiatan dakwah yang lain. Untuk melaksanakan tugas tersebut, anggota santika diberikan pembekalan terlebih dahulu. Persiapan secara fisik, dilakukan dengan melakukan olahraga bersama secara rutin dengan cabang olahraga yang bervariasi, ada senam, voli, badminton, renang maupun beladiri praktis. Pembekalan yang bersifat skill maupun keilmuanpun dilakukan seperti materi tentang survivel, tali-temali, baris berbaris, mendirikan tenda, mengemudikan kendaraan, dapur umum, P3K, psikologi massa dan ketrampilan lainnya. Tidak ketinggalan pula bekal untuk pembentukan mental misalnya, kegiatan yang mengasah keberanian, ketelitian, ketepatan waktu dan ketangkasan. Secara spiritual, setiap pandu keadilan juga harus memiliki komitmen dan keistiqomahan dalam mengamalkan rutinitas ibadah. Seperti membaca alqur’an, sholat, puasa sunnah dan amalan ibadah lainnya. Sehingga dengan perbekalan itulah mereka akan selalu siap jika diterjunkan di daerah yang membutuhkan seperti daerah krisis/ bencana.

Sunatullah, proses regenerasi terus terjadi, termasuk dalam santika. Apalagi, sebagai seorang muslimah, akan mengalami perubahan yang signifikan bergantung papa status mereka. Amanah dakwah ketika masih single, setelah menikah hingga menjadi seorang ibu akan berbeda. Namun yang pasti, dimanapun dan apapun status muslimah harus tetap berkontribusi dalam dakwah. Selamat berjuang saudariku, baik yang masih aktif di santika maupun yang sudah bergelut di area dakwah yang lain. Ma’annajah…Wallahu’alam.By Yuni YF
Read More

Menjadi Murabbi...Sebelum Menjadi Yang Lain






Alhamdulillah, setelah sempat tertunda dua pekan dari jadwal yang diagendakan akhirnya kegiatan Daurah Murabbi berhasil dilaksanakan. Tepatnya di hari Ahad 9 Januari 2011 bertempat di atas mushola Al Amin Gombak Kuala Lumpur. Pujian selalu terungkap untuk Allah SWT yang telah memberikan kemudahan-kemudahan sebelum dan selama kegiatan tersebut berlangsung. Syukran untuk semua ikhwah yang terlibat, baik para pemateri, panitia maupun peserta.
 


Daurah Murabbi yang telah diadakan ini adalah hasil kerjasama antara lembaga dakwah tarbiyah yang ada di IIUM dengan DPD PKS Kuala Lumpur. Adapun urgensi kegiatan adalah agar setiap kader dakwah, khususnya yang berada di IIUM dan Kuala Lumpur memiliki kesiapan untuk membina halaqah khususnya dalam membina anggota tarbiyah tamhidi dan muayyid. Ada tiga hal yang dikupas dalam acara ini yaitu tentang Profil Murabbi, Profil Halaqah dan Micro Teaching. Meski dilaksanakan di dalam ruangan, tetapi acara dapat berlangsung dengan sukses, tidak membosankan dengan materi dan pemateri yang menarik. Tidak ketinggalan penampilan dari grup nasyid Izzatuna yang ikut memberikan semangat kepada peserta dauroh.
 



Pada sesi yang pertama tentang Profil Murobbi, ustadz Sigit selaku pemateri menjelaskan materi dengan sangat terperinci. Posisi murobbi adalah lebih dari sebagai seorang guru yang kita kenal sejak masih kecil. Hal penting menjadi seorang murobi pertamakali adalah jangan pernah memiliki pandangan yang keliru tentang sosok murobbi dan menghilangkan banyak kekhawatiran dalam diri yang biasa dimiliki, misalnya merasa masih belum tercukupinya ilmu baik skill komunikasi maupun kafaah syar’iyyah. Kita harus mengetahui bahwa tugas seorang murabbi adalah mentabzir bukan menyampaikan materi dengan kata lain murabbi hendaknya menjalankan tugas bagaimana membentuk orang menjadi seorang yang sholih bukan menyampaikan materi. Bukan sebagai tabligh-er tetapi murabbi adalah seorang takwin-er yang memiliki hubungan khusus terhadap jama’ahnya yaitu hubungan moral, emosional, keilmuan, kejama’ahan, tujuan dan system yang Islami. Ada lima belas tugas seorang murobbi dimana tugas tersebut lebih focus kepada hal yang bersifat teknis, administrative dan tarbiyah. Tentu saja perbekalan sangat diperlukan dalam menjalankan tugas tersebut, seperti bekal ilmu (manhaj tarbiyah), ilmu syar’I, bahasa arab, isu kontemporer, ilmu psikologi dan lainnya. Seorang murobbi dikatakan berhasil apabila ia juga memiliki kemampuan untuk mentaqwim para mutarobinya, yaitu ketika kader yang dibina dapat mencapai marhalah/jenjang dakwah dalam waktu yang tidak lama. Dan karena setiap mutarabbi itu memiliki potensi, maka tugas seorang murabbi pula adalah mencari potensi dalam diri mutarabbi, memberikan kerja dakwah yang sesuai dengan dirinya sehingga mutarabbi dapat berdaya guna dalam tarbiyah.



Jika berbicara tentang murabbi maka tidak akan terlepas dengan kata halaqah, keduanya saling berkaitan. Dalam Daurah Murabbi ini, materi tentang Profil Halaqah disampaikan oleh ustaz Fahmi. Halaqah adalah sebuah sarana untuk membina muslim yang merupakan metode talaqqi dan wadah yang efektif karena terjadi proses interaksi antar anggota. Diadakannya halaqah itu tidak boleh terlepas dari mengokohkan hubungan seorang muslim dengan Allah SWT. Beliau menjelaskan tentang sebelas adab halaqah dan barromij halaqah. Halaqah diawali dengan iftitah, infaq, tilawah dan tadabur, talaqi madah, mutabaah, ta’limat dan ikhtitam dengan doa rabitah. Beliau juga menambahkan tentang pentingnya elemen POAC (Planning, Organizing, Actuating and Controlling) dalam managemen halaqah. Dalam sesi ini, pemateri menugaskan peserta daurah untuk mendiskusikan tentang bagaimana focus dakwah pada obyek dakwah pelajar, mahasiswa, buruh dan birokrat yang hasil diskusi tersebut dipresentasikan oleh beberapa perwakilan peserta daurah.



Sessi terakhir dalam Daurah Murabbi adalah Micro Teaching sebagai bekal seorang murabbi, dengan ustadz Supeno sebagai narasumber. Konsep ini sangat popular dalam dunia pendidikan dan diperlukan oleh seorang pengajar dalam menjalankan tugasnya. Beliau menjelaskan materi mulai dari sejarah teori micro teaching, microteaching cycle, hingga arahan praktis selama mengajar. Kendala yang dihadapi oleh seorang pengajar biasanya adalah tidak percaya diri dan penguasaan materi yang kurang. Pada dasarnya, ketrampilan seorang pengajar maupun murabbi dalam menerangkan adalah sama dengan ketrampilan selama melakukan persiapan. Sehingga apabila penguasaan materi baik, maka penyampaian akan lancar dan kendala teknis seperti sering keluar kata e..e..maupun kata latah yang lain akan dapat dihindari. Dan yang penting bagi seseorang dalam berbicara di hadapan publik adalah menyampaikan sesuatu berdasarkan kondisi audience dan jangan pernah menunjukkan kelemahan diri dihadapan mereka.



Ala kulli hal, Daurah Murabbi ini diharapkan juga dapat dilakukan secara bersambungan dan berjenjang mengingat masih banyak materi relevan dan urgent seputar Murabbi dan Halaqah. Materi yang didapatkan selama kegiatan tersebut dirasa sangat cukup menjadi bekal bagi seorang calon murabbi maupun murabbi. Seperti tercharge kembali semangat kita untuk memulai menjadi murabbi maupun menjadi murabbi yang semakin produktif. Sepakat dengan pemateri bahwa seorang saudara yang baik adalah ketika dia telah menjadi seorang Murabbi. Evaluasi diri sudah sejauhmana perjalanan kita menjadi seorang murabbi menjadi hal yang penting. Mari saling mengingatkan untuk terus membina dan semakin berkontribusi bagi dakwah. Semangat Murabbi, Allahu Akbar!wallahu’alam.
 by Yuni YF
Read More

Tabarruj, Ikhtilat wa Afatul Lisan, Let’s Remove Them!



Pelajaran hari ini begitu mengena dan membekas di hati. Penjelasan tentang tabarruj, ikhtilat dan afatul lisan (bahaya lisan) selama satu setengah jam dirasakan dapat membuat diri ini menjadi semakin merasa bersalah, merasa berdosa dan berniat untuk muhasabah diri. Ya Rabb, terima kasih kami telah diingatkan. Tanpa sadar, kalimat istighfar selalu terucap selama materi itu dikupas. 


Tabarruj, sebenarnya sudah bukan asing lagi di telinga kita. Seringkali istilah itu didiskusikan di forum-forum pengajian, dikupas di buku maupun media informasi yang lain. Tabarruj secara bahasa berarti ketinggian, menarik perhatian. Segala sesuatu yang menarik perhatian dan membangkitkan nafsu, itulah tabarruj. Sebagai wanita kita diperintahkan untuk tidak menampakkan perhiasan sebagaimana orang-orang jahiliyah yang tertulis dalam surat Al Ahzab ayat 33.
 


Tabarruj dikatakan juga berhias seperti orang jahiliyah. Dahulu ketika masa Rosulullah, seorang wanita disebut jahiliyah ketika dia keluar rumah, bercampur dengan laki-laki, berlenggak-lenggok dan menampakkan leher mereka. Tabarruj merupakan bagian dari protokoler Yahudi untuk menghancurkan Islam khususnya para perempuan. Saat ini, era modern, fenomena jahiliyah modern justru lebih parah lagi daripada jahiliyah pada zaman rosulullah. Tidak hanya leher yang tampak , tetapi aurat dibiarkan terbuka bahkan dipertontonkan di depan khalayak ramai. Rasa malu berubah menjadi rasa bangga, nauzubillahi min zalik. Tidak heran jika kemudian fenomena inilah yang menyebabkan kehidupan sekarang penuh dengan fitnah.


Sebagai seorang muslimah yang telah berusaha menutup aurat dengan berjilbab maupun berbusana Muslim ternyata juga berpotensi terkena penyakit tabarruj. Penampilan muslimah saat ini, tidak pelak menimbulkan daya tarik bagi kaum adam. Bahkan, muslimah bercadarpun ada kemungkinan dapat membangkitkan nafsu laki-laki hanya karena melihat dari mata yang indah. Sehingga dalam hal ini, mari kita introspeksi diri, apakah selama ini penampilan kita sudah terhindar dari tabarruj, tidak menarik perhatian? Pilihan warna, model baju, kerudung kita dan wajah kita apakah menarik perhatian? Ketika banyak orang berlomba-lomba untuk memperbaiki penampilan dan mempercantik wajah, yang paling utama adalah meluruskan tujuan atau niatan kita. Untuk apa kita melakukan semua itu?agar menarik perhatian atau semata-mata karena untuk menjaga anugrah dari Allah ini sekaligus untuk menjaga kesehatan kita?.


Ikhtilat yaitu bercampurnya dua atau lebih laki dan perempuan. Aktifitas belajar, berdiskusi dengan lawan jenis memang tidak bisa dihindarkan selama study. Tapi seharusnya kita punya komitmen untuk meminimalisir berhubungan dengan kaum adam, baik yang masih single maupun yang sudah menikah. Janganlah kita membuka peluang hubungan lebih dekat, misalnya dengan ngobrol, telepon, chating bahkan sampai berkhalwat, nauzubillahi minzalik. Beberapa bahaya dari ikhtilat diantaranya maksiat kepada Allah, termasuk dosa besar, mendatangkan laknat, sifat penghuni neraka dan menodai kehormatan keluarga serta masyarakat.


Afatul lisan artinya bahaya lisan, namun bukan berarti bahwa lidah selalu membawa mudharat tetapi lidah juga bermanfaat bagi manusia. Rasulullah saw berpesan “barang siapa beriman kepada Allah dan hari kiamat hendaklah berkata yang baik atau diam”. Dan ingatlah bahwa ketika hari kiamat nanti lidah, tangan dan kaki menjadi saksi atas apa yang kita kerjakan sebagaimana surah Annur: 24. Dalam surah Qoof :18 juga disebutkan bahwa tidak ada satu ucapan pun yang diucapkan, kecuali di dekatnya ada malaikat Raqib dan Atid.


Secara ilmiyah, ilmu kedokteran membuktikan bahwa diantara lubang-lubang yang terdapat dalam tubuh manusia, seperti lubang hidung, telinga, saluran kotoran. Namun hanya lubang mulut yang paling banyak mengandung virus. Secara lahiriah, mulut mengandung banyak virus, apalagi secara batiniah.
 


Imam Al bashri mengemukakan bahwa lidah orang berakal itu terletak di belakang akalnya. Jika ia berkata, maka ia akan berpikir terlebih dahulu. Ada banyak fenomena bahaya lisan yaitu ungkapan yang tidak berguna, berbicara berlebihan, ungkapan yang mendekati kebatilan dan maksiat, berbantah-bantahan bertengkar dan berdebat kusir, banyak berbicara yang berlebihan karena ingin mendapatkan haknya, bercanda dan bersenda gurau, ungkapan yang menyakitkan/nyelekit, melaknat walaupun binatang atau benda maupun manusia, bernyanyi dan bersyair yang menimbulkan nafsu, berfasih-fasih dalam berbicara untuk menarik perhatian, membocorkan rahasia, dusta dalam janji dan sumpah, menceritakan keburukan orang lain/ghibah, menyanjung yang menjerumuskan, menyebutkan sesuatu yang membuat malu/kejelekan sehingga membuat tertawa dan bertanya-tanya yang bukan-bukan hingga memberatkan orang untuk menjawab.


Bagaimana kita menjauhi bahaya lidah? Dua hal yang penting dalam hal ini untuk menjadi pedoman. Mari jaga mulut kita agar tidak kemasukan barang haram dan jaga mulut kita agar tidak mengeluarkan kata-kata yang seharusnya tidak dikatakan. Abu bakar dikenal sebagai orang yang paling hemat dalam berbicara. Ketika ditunjuk sebagai khalifah, beliau hanya berpidato sebentar, singkat namun padat. Hingga para sahabat dan kaum musliminpun dapat menghafal pidato beliau. Kepemimpinan model Abu bakar inilah yang diidamkan saat ini. Hemat berbicara, singkat padat, penuh arti dan konsisten. Apa yang dikatakan itulah yang ada dalam pikiran maupun perasaan. Antara ucapan dan tindakan tidak ada perbedaan.


Alla kulli hal, tidak ada kata terlambat dalam kita memperbaiki diri kita. Memang memerlukan proses untuk bisa 100 % steril dari tabarruj, ikhtilat maupun bahaya lisan. Mari berazzam untuk memperbaiki diri dan menjauhkan dari tabarruj, ikhtilat dan menjaga lisan kita. Dan jangan lupa untuk saling mengingatkan. Wallahu’alam. By Yuni YF referenced from Materi Tazkiyah Tarbiyah
Read More

About Alluring

Popular Posts

Total Pageviews

Powered By Blogger · Designed By Seo Blogger Templates