Showing posts with label Muslimah Issues. Show all posts
Showing posts with label Muslimah Issues. Show all posts

Saturday, January 11, 2014

Mother Day in Kuala Lumpur 2013



Peringatan Hari Ibu dan Bedah Buku Role Juggling

dakwatuna.com. Dalam rangka memperingati hari ibu 22 Desember 2013, warga Indonesia yang berada di Malaysia tidak mau ketinggalan. Pada hari kamis 19 Desember 2013, di aula Sultan Hasanudin KBRI di Kuala Lumpur dipenuhi oleh ibu-ibu peserta bedah buku.
Buku Role Juggling: perempuan sebagai Muslimah, Istri dan Ibu yang baru diterbitkan pada September 2013 menjadi bahan diskusi yang sangat menarik pada hari itu.

Acara tersebut terselenggara atas kerjasama antara pihak KBRI dengan tiga organisasi wanita yang berada di Malaysia yaitu PCIA Malaysia (Pimpinan Cabang    Istimewa Aisyiyah),  PERISAI (Persatuan Isteri Dosen Asal Indonesia) dan  JLW (Jaringan Lembaga Wanita ) Keadilan Sejahtera.

Selain penulis buku Role Juggling yaitu Andi Sri Suriati Amal, MMSc, dalam bedah buku tersebut juga mengundang DR Betania Kartika Bt M. Zubaidi (wakil kepala sekolah International Islamic School) sebagai pembedah dan Ellina Supendy sebagai pembanding.

Sang penulis  banyak berkisah tentang pengalaman di Negara Jerman mendampingi suami tugas belajar.  Role Juggling merupakan kumpulan jawaban yang patut diketahui perempuan dalam menjalankan perannya yang beragam. Muslimah sebagai pribadi, istri dan ibu diharapkan dapat menjadi pribadi yang memantulkan nilai-nilai Al-Quran dan sunnah.

Pembedah memberikan komentar yang positif tentang Role Juggling dan merekomendasi kepada para calon ibu maupun yang sudah menjadi ibu untuk membaca buku tersebut. Pada bagian akhir acara, pembanding menambahkan tentang begitu pentingnya peran sebagai muslimah khususnya dalam membumikan keluarga yang Islami.

Sebagai penutup, di peringatan hari Ibu saat ini, acara ini mengajak para ibu untuk introspeksi diri. Sudahkah kita menjadi ibu yang baik, ya ng bisa menjadi teladan bagi anak-anak dan juga menjadi contoh yang baik buat masyarakat.By Yuni YF
Sumber:
 http://www.dakwatuna.com/2013/12/21/43652/peringatan-hari-ibu-dan-bedah-buku-role-juggling/#ixzz2q5VYEdxZ 



Islamedia - Peringatan hari Ibu tahun ini di Malaysia dimeriahkan oleh acara bedah buku pada hari kamis 19 Desember 2013 . Acara tersebut diadakan di aula Sultan Hasanudin KBRI di Kuala Lumpur oleh tiga organisasi wanita yang berada di Malaysia yaitu dan  JLW (Jaringan Lembaga Wanita ) Keadilan Sejahtera, PCIA Malaysia (Pimpinan Cabang    Istimewa Aisyiyah) dan PERISAI (Persatuan Isteri Dosen Asal Indonesia) .

Syarifah Nur sebagai ketua panitia sekaligus ketua JLW keadilan Sejahtera mengatakan bahwa salah satu tujuan diadakan acara tersebut adalah untuk menyatukan potensi perempuan Indonesia yang ada di Malaysia dalam membangun bangsa. Dalam kesempatan tersebut, Kiki Hermano mewakili DWP (Dharma Wanita Persatuan) KBRI memberikan sambutan apresiasi diselenggarakannya acara peringatan hari Ibu.

Selama empat jam para peserta yang didominasi kaum ibu-ibu terlihat begitu antusias mengikuti acara hingga selesai. Selain bedah buku role Juggling, acara tersebut juga diramaikan oleh pementasan drama persembahan para TKI yang bekerja di salah satu perusahaan di Malaysia, pembacaan puisi serta puluhan doorprise dari Mustika Ratu dan Bank Muamalat Indonesia.

Para narasumber dalam acara bedah buku terdiri dari sang penulis buku Role Juggling yaitu Andi Sri Suriati Amal, MMSc, DR Betania Kartika Bt M. Zubaidi (wakil kepala sekolah International Islamic School) sebagai pembedah dan Ellina Supendy sebagai pembanding. Ketiga narasumber sama-sama memiliki banyak pengalaman dalam menjalankan peran mereka sebagai Muslimah, Istri dan Ibu ketika mereka harus tinggal di luar negeri seperti di Jerman, Los Angles dan Rusia  karena mengikuti tugas suami.

Penulis buku Role Juggling yang biasa dipanggil bu Inci melalui bukunya memberikan motivasi agar seorang muslimah sebagai pribadi, istri dan ibu diharapkan dapat menjadi pribadi yang memantulkan nilai-nilai Al-Quran dan assunah. Ellina Supendy yang juga seorang penulis juga mendorong agar setiap perempuan bisa menulis ketika memiliki waktu senggang sehingga bisa menuangkan ide-ide atau pengalamannya. DR Betania menambahkan agar setiap muslimah dengan peran yang beragam dapat memberikan manfaat dimanapun berada.

Pada akhirnya,  di peringatan hari Ibu kali ini,acara ini mengajak para ibu untuk melakukan introspeksi diri. Peringatan hari Ibu sebaiknya dimaknai dengan semakin memahaminya setiap perempuan akan kodratnya sebagai istri, ibu dan perannya di dalam masyarakat. Sehingga dapat memberikan contoh yang positif bagi keluarga dan masyarakat. By Yuni YF


Sumber: http://www.islamedia.web.id/2013/12/peringatan-hari-ibu-di-kuala-lumpur-ala.html
Read More

Friday, January 10, 2014

Ikut Jejak Sayyidina Siti Khatijah Yuk! (Belajar Sambil Berbisinis)






Bunda Khatijah, istri rasulullah adalah salah satu figur yang selalu terngiang-ngiang di benak saya. Dari sirah bisa kita ketahui begitu luar bisa kepribadian beliau, memiliki akhlakul karimah yang tidak diragukan lagi, seorang istri yang sabar dan selalu menjadi tempat berlabuh suaminya di kala sedih, ketakutan bahkan ketika orang-orang pada waktu itu memusuhi rasulullah. Satu hal lagi yang menjadi keunggulan beliau adalah seorang pedagang yang sukses. Sebelum beliau menikah dengan Rosulullah, meski berstatus sebagai seorang janda namun beliau adalah seorang pedagang yang ulung, memiliki omset besar dan memiliki banyak pegawai hingga rasulpun menjadi salah satu pegawai beliau pada waktu itu. Khatijah hidup di jazirah Arab, yang pada waktu itu menjadi pedagang adalah lebih mulia dibandingkan profesi menjadi pegawai pemerintah. Namun saat ini, justru kebalikan. Kita bisa melihat banyak orang berlomba-lomba untuk menjadi pegawai negeri bahkan hanya sedikit yang memiliki kemauan untuk menciptakan peluang kerja sebagai seorang entrepreneur-pedagang. Kira-kira jika kita melihat fenomena saat ini, masih adakah wanita sekokoh sebaik sehebat bunda Khatijah?
 

Insha Allah, saya berkeinginan untuk mengikuti jejak bunda Khatijah, menjadi seorang entrepreneur - di dunia perdagangan. Berdagang adalah hal yang mudah. Itulah salah satu alasan saya untuk memulai aktifitas berjualan sejak masih berada di bangku sekolah dasar. Ketika SD, saya sudah terbiasa untuk membantu orang tua berjualan. Kebetulan dulu orang tua memiliki toko kelontong, sehingga hampir setiap hari di sela-sela waktu kosong saya terbiasa ikut melayani pembeli.
 

Pada waktu memasuki sekolah lanjutan atas, pengeluaran semakin besar apalagi saya bersekolah di luar kota yang harus ditempuh dalam waktu 1.5 jam dari rumah setiap hari, tepatnya dari kota Magelang ke Temanggung. Untuk mengurangi beban orang tua saya mulai menjadi distributor majalah–majalah Islami, seperti Annida, Umi, Sabili dan Tarbawi. Saya mendapatkan majalah tersebut dari kawan yang bertemu dalam sebuah pengajian. Tidak memerlukan modal, hanya berbekal kepercayaan dan kejujuran saya menjual majalah-majalah tersebut dan membayarnya kembali setelah terjual. Tidak hanya majalah, karena kawan tersebut juga menjual barang – barang perlengkapan muslim seperti jilbab, baju muslim dan lainnya, maka sayapun menawarkan barang – barang tersebut kepada kawan dan guru di sekolah. Awal – awal memulai berjualan, mencari pelanggan adalah sesuatu yang tidak mudah. Selama melakukan bisnis di sekolah diperlukan keberanian, tidak boleh malu dan dapat berkomunikasi dengan baik. Lambat laun, orangpun mulai mengenal saya dan bukan lagi saya mencari pembeli tetapi justru kebanyakan pembeli yang menghubungi saya.
 

Memasuki masa study di salah satu perguruan tinggi swasta, saya tetap melanjutkan kegiatan berdagang. Saya melihat peluang untuk berbisnis itu selalu ada di mana-mana. Hanya tergantung pada kita sendiri apakah kita akan mengambil peluang itu atau tidak. Saya harus berbisnis, itulah komitmen saya. Apalagi sebagai anak pertama dari empat bersaudara, saya merasa dituntut agar tidak tergantung kepada orang tua dan bisa membiayai segala keperluan sendiri. Alhamdulillah, hampir setiap semester saya mendapatkan beasiswa prestasi dan juga meski kecil, saya memiliki income tetap dari akifitas sebagai fasilitator desa dan dari berdagang jilbab dan perlengkapan muslim yang lain. Namun ketika tahun kedua dan ketiga kuliah, aktifitas berdagang sempat terhambat karena kesibukan di berbagai organisasi. Mulai tahun keempat kuliah, sambil menyelesaikan skripsi dan mengurangi aktifitas organisasi saya memulai bisnis baru.

Bisnis yang saya buat di akhir tahun kuliah adalah packing snack. Dengan modal yang sedikit, tidak memerlukan banyak peralatan dan mudah untuk dilakukan, saya memulai bisnis ini. Pada waktu itu saya tinggal di salah satu tempat kos di sebelah kampus tempat saya kuliah. Saya membeli beberapa jenis makanan ringan dalam pack besar dari pasar kemudian mengemasnya dalam pack yang kecil dan menjualnya dari ukuran kecil seharga Rp. 500, 250 gram dan ½ kg. Dengan menggunakan sepeda, saya titipkan snack tersebut di koperasi kampus dan toko – toko di sekitar kampus dan tempat kos saya tinggal. Alhamdulillah, selain dapat menghasilkan uang, saya juga mendapatkan networking yang semakin banyak.

Aktifitas bisnis berlanjut hingga saat ini saya sedang menjalani study lanjut master di IIUM. Meski tidak mendapatkan beasiswa, Alhamdulillah sampai saat ini saya bisa survive, memenuhi keperluan selama study sendiri termasuk tuition fee, asrama dan bea hidup yang lain dari mengajar privat dan bisnis snack. Saya yakin, sepanjang kita berusaha sepanjang itulah Allah akan memberikan jalan. Tinggal di bukan negara sendiri bukan berarti tidak ada peluang bagi kita untuk berbisnis. Peluang berbisnis akan selalu ada. Setelah kita mencari tahu apa yang menjadi kebutuhan pasar (permintaan), maka kita bisa mewujudkan bisnis kita berdasarkan modal yang kita miliki (penawaran), baik modal uang, ketrampilan maupun waktu. Saya tinggal di salah satu asrama di IIUM bersama kurang lebih 1000 orang mahasiswa di dalamnya. Saya merasa bahwa saya berada di pasar yang sangat potensial. Saya berjualan baju batik, jilbab dan perlengkapan muslim yang lain yang saya beli setiap pulang ke Indonesia. Selain itu, tidak ketinggalan saya juga berjualan snack.
 

Makanan ringan diperlukan mahasiswa untuk menemani mereka ketika belajar maupun aktifitas lain. Dengan modal yang kecil, maka mulailah saya membeli snack dari toko grosir yang berada di luar kampus sejauh 5km. Awalnya saya pergi kesana dengan naik bis, kemudian seiring waktu seiring dengan permintaan snack yang semakin besar, maka pengadaan snack semakin mudah. Toko bersedia mengantar barang langsung ke asrama, sehingga saya cukup pesan via telepon mereka akan segera mengirimkan barang. Nama snack saya adalah LA TAHZAN, yang berarti jangan bersedih. Alhamdulillah, respon pasar tentang snack tersebut luar biasa. Bahkan banyak yang menyukainya berawal dari nama snack. Saya mengemas snack dalam beberapa ukuran yaitu pack kecil 50 sen, 500 gram dan 1.1kg. Setelah mendapat legalitas untuk berjualan dari principal mahalah, maka setiap pagi snack diletakkan di depan pintu tiap blok di asrama, petang hari uang diambil dan melakukan packing pada malam hari dan terkadang di sela-sela kesibukan. Alhamdulillah, pembeli snack tidak hanya mahasiswa yang tinggal di asrama saya tetapi mahasiswa yang tinggal di asrama yang lainpun sering order snack. Hingga kadang untuk penghantaran snack ke asrama lain, saya meminjam sepeda motor madam security asrama, tentu saja karena telah menjalin hubungan yang baik dengan beliau. Alhamdulillah sering tidak terduga – duga, saya mendapatkan pesanan untuk kegiatan organisasi yang ada di kampus dalam jumlah puluhan maupun ratusan pack.

Seiring waktu, saya menyadari bahwa kesuksesan sebuah bisnis memerlukan jaringan yang kuat. Saya memiliki keinginan untuk mengembangkan bisnis snack at least di lingkungan IIUM yang memiliki 17 asrama, namun saya tidak memiliki waktu dan tenaga yang mencukupi, saya memerlukan jaringan usaha yang kuat untuk ekspansi bisnis. Sehingga akhirnya saya mengkoordinir sebuah grup, Fariha Group yang sementara terdiri dari lima mahasiswi yang saya kenal dari pengajian dimana memiliki keinginan untuk belajar dan berbisnis sekaligus diharapkan menjadi bagian dari solusi problem keuangan. Semoga Fariha Group istiqamah dalam berbisnis baik di kampus maupun pasca kampus.aamiin.

Masha allah, banyak manfaat yang bisa didapatkan dari berbisnis snack. Mendapatkan uang, memiliki banyak teman, utamanya mahasiswa Malaysia, karena snack yang saya jual adalah snack khas Malaysia dan juga mempermudah untuk berdakwah (ketika kita semakin mengenal banyak orang). Tidak dapat dipungkiri bahwa tantangan berbisnis tidaklah mudah sebanding dengan semakin besar manfaat yang akan didapatkan. Merasa kepayahan ketika melakukan packing, keterbatasan waktu, keterbatasan modal dan tenaga serta alat transportasi yang dimiliki. Kadang aktifitas belajarpun sedikit terganggu, karena pada waktu yang bersamaan kami harus mempersiapkan pesanan. Insha Allah dengan management waktu yang baik antara belajar dan bekerja, everything will be going well. Ada ide merambah bisnis ke usaha yang lain, masih dalam proses, semoga dipermudah. Keinginan saya adalah mengikuti kisah sukses bunda Khatijah, memberdayagunakan peran muslimah dan semakin memberikan manfaat bagi ummat. Dan semoga kami bisa menyelesaikan study di IIUM dengan baik sambil mengembangkan bisnis ini. Aamiin. Tertarik berbisnis? Yuk! beranilah untuk memulai dari sekarang. Wallahu’alam.By Yuni YF
Read More

Peran Muslimah dalam Dakwah: Antara Realita dan Idealita






Setelah menunggu setengah jam kedatangan peserta, akhirnya kajian dimulai. Kali ini, topic yang diangkat adalah tentang wanita yang memang selalu menarik untuk dibicarakan. Jika kita melihat sejarah, setelah konferensi wanita tahun 1995 tentang isu feminisme, pergerakan pengarus utamaan gender sangat berkembang hingga dewasa ini. Bahkan tidak dapat dipungkiri, bahwa dalam perkembangannya justru mengarahkan untuk melangkahi kodrat sebagai seorang wanita,nauzubillahi mindzalik. Untuk itulah, menurut penulis kajian yang diadakan ini sangat strategis diadakan dalam rangka memberikan pembekalan kepada muslimah, khususnya aktifis dakwah tentang bagaimana sebenarnya Islam mengatur tentang peran muslimah dalam dakwah (idealitas) dan bagaimana seharusnya mereka dalam menghadapi kehidupan nyata (realitas). Sebagai nara sumber dauroh adalah ustazah Chanifah yang merupakan seorang ibu berputra enam dan sukses dalam memanage keluarga dan berdakwah.

Di antara berbagai ideologi maupun agama yang ada di dunia ini, hanya Islamlah yang memposisikan wanita paling mulia dibandingkan yang lain. Peran seorang muslimah dalam Islam semakin meluas cakupannya, dimulai sebagai hamba Allah, anak, istri, ibu dan anggota masyarakat. Peran tersebut tidak bisa terhapus maupun tergantikan satu sama lain.

Pertama, sebagai hamba Allah. Sesungguhnya sebagaimana ada dalam surat An-Nahl ayat 97 bahwa seorang wanita tidak berbeda dalam tuntutan ketaatannya kepada Allah dibandingkan laki-laki kecuali sedikit. Tugas dakwah merupakan bagian dari pengabdian kepada Allah dimana untuk melaksanakannya diperlukan persiapan yang serius seperti tertulis dalam surat Al Muzamil ayat 1-8 dan surat Ali Imran 104. Apalagi para da’I merupakan kaum elit pilihan Allah sebagaimana termaktub dalam Surat Al Fusilat ayat 33. Selain itu ketaatan kepada Allah akan menjadi teladan atau dakwah bil hal kita bagi masyarakat maupun mad’u. Bahkan menjadi seorang da’iyah maka berarti dia telah mengambil peran untuk memperindah Islam. Masha Allah.

Kedua, sebagai anak. Ada beberapa tugas yang harus dijalankan seorang muslimah dalam posisinya sebagai anak. Yaitu taat kepada orang tua (17:18), berbakti (4:36), memberi nafkah (2:215), menyampaikan nasehat (19:45), mendoakan (17:24) dan memelihara kehormatan mereka (31:15). 

Ketiga, sebagai seorang istri. Sudah menjadi kewajiban bagi seorang muslimah untuk taat kepada suami (4:34), menjaga kehormatan suami (4:34), mendukung tugas dakwah suami, mengingatkan dalam ketaatan kepada Allah. Dalam hal ini, kisah ibunda Cut Nyak Din, patut menjadi sebuah inspirasi seorang istri yang terus mensupport perjuangan suaminya dalam melawan penjajah dan menjaga izzah Islam di bumi Aceh. Bahkan setelah Teuku Umar meninggal beliau tetap meneruskan perjuangan suaminya hingga akhir hayat, subhanallah.

Keempat, sebagai ibu. Kaum hawa dengan segala potensi yang telah diberikan oleh Allah, memiliki kelebihan yang tidak dimliki oleh kaum adam. Tugas yang melekat dalam dirinya adalah mengandung, melahirkan, menyusui, memelihara dan mendidik anak dan menjadi teladan dalam taat kepada Allah.

Kelima, sebagai anggota masyarakat. Manusia sebagai makhluk social, merupakan bagian dari anggota masyarakat dimanapun mereka berada. Peran mereka adalah memberi teladan,beramar ma’ruf nahi munkar. Hal ini sebagaimana dilakukan oleh para sahabiyah Rasulullah yang ikut berperan dalam mengajak orang untuk masuk Islam bahkan mengambil peran dalam peperangan, seperti mengobati prajurit yang terluka, mempersiapkan makanan maupun ikut berperang.

Apa yang tertulis diatas adalah sebuah idealisme yang seharusnya dapat dijalankan oleh seorang muslimah terutama aktifis dakwah, baik yang sudah maupun yang belum menikah. Meski di dalam realitanya akan menghadapi berbagai halangan, namun kiranya beberapa kiat berikut dapat menjadi pegangan bagi muslimah agar tetap aktif dalam berdakwah. Diantaranya, menjaga niat ikhlas, memperbaiki akhlak agar menjadi teladan bagi anak, suami dan keluarga, terus belajar dan tolabul ilmi, selalu menyusun planning dan skala prioritas, selalu melakukan aktifitas yang mampu untuk dilakukan secara istiqamah, belajar dari pengalaman ibu-ibu sukses, menjaga kesabaran dan selalu melakukan yang terbaik dalam setiap aktifitas. Semoga kita selalu istiqamah dalam dakwah dimanapun,kapanpun dan apapun posisi kita…aamiin.
By Yuni YF, resensi Daurah Tarqiyah, 13 Februari 2011
Read More

Mari Menjadi Sekokoh Ustazah Yoyoh Yusroh!







Sejak enam tahun yang lalu ketika masih kuliah S1, penulis sudah mendengar nama bu Yoyoh Yusroh. Namun, sampai sekarang penulis belum pernah berkesempatan bertemu langsung dengan beliau. Berita yang tersiar dari media maupun cerita dari kawan tentang beliau, sejak dahulu hingga hari ini selalu bagus, inspiratif dan mengandung motivasi. Beliau adalah seorang mujahidah dakwah, ustadzah, muballighoh, bunda yang penuh kesabaran dan anggota dewan yang produktif. Keberadaan beliau adalah sangat langka di antara ratusan juta muslimah Indonesia. Namun hari itu, sabtu 21 Mei 2011 pukul 3.30 pagi, sebuah berita duka terdengar bahwa Allah telah memanggil ustazah Yoyoh Yusroh untuk selama-lamanya. Banyak orang merasa kehilangan atas kepergian beliau, tidak hanya warga PKS karena telah kehilangan anggota legislator terbaiknya, tetapi bangsa Indonesia juga telah kehilangan salah satu tokoh putra bangsa.

Selama bertugas sebagai anggota parlemen, masyarakat banyak mengenal bu Yoyoh sebagai Anggota DPR RI dari Fraksi PKS yang sangat gigih memperjuangkan RUU pornografi dan usulan cerdas beliau tentang kemungkinan tentara TNI wanita berjilbab. Beberapa waktu yang lalu beliau beserta rombongan juga berhasil menembus blockade Gaza untuk melakukan misi kemanusiaan. Tidak heran jika kemudian, seorang penulis Pipiet Senja menganggap beliau adalah seorang tokoh wanita Indonesia yang luar biasa bahkan melebihi sosok Kartini.
 

Demikian pula Netty Prasetyani, istri gubernur Jawa Barat mengatakan bahwa ustazah Yoyoh adalah sosok yang konsisten dan totalitas. Totalitas dan konsistensi inilah yang menjadikan usia sejarah almarhumah lebih panjang dari usianya sendiri. Selain itu bu Yoyoh Yusroh memiliki stamina tangguh dan kemampuan manajemen waktu. Beliau mampu mengambil peran publik yang sama baik dengan peran domestiknya bahkan tidak ada gangguan sama sekali dalam menjalankan dua peran sekaligus. Terbukti dengan kehadiran anak-anaknya yang sholih dan sholihat, serta terdidik dengan baik. Beliau juga merupakan sosok yang sederhana dan bersahaja yang menjadikan banyak orangpun kagum.

Hatta Syamsuddin menuliskan tentang empat hal kekokohan ustazah Yoyoh yang sangat perlu untuk diteladani oleh para muslimah. Pertama, memiliki fisik yang kuat dan berkomitmen dalam menjaga kesehatan. Aktifitas dakwah membutuhkan energi yang luar biasa disadari oleh ustadzah Yoyoh Yusroh. Maka beliau punya komitmen yang sangat tinggi dalam menjaga kesehatan, dan juga mengingatkan kader dakwah yang lain agar peduli kesehatan. Afifah Afra menuliskan kenangannya bersama ustadzah Yoyoh Yusroh dalam suatu kesempatan memberikan tausiah di depan para muslimah Semarang. Beliau sangat menganjurkan para muslimah untuk menjaga kesehatan. Menekankan untuk mengonsumsi banyak sayur dan buah-buahan, serta meninggalkan segala jenis makanan instan yang berpengawet. Lebih tegas ustadzah Yoyoh Yusroh menjelaskan : "Rahim seorang wanita harus dipersiapkan untuk menghasilkan generasi yang terbaik. Jadi, makanlah hanya sesuatu yang halal dan toyib”. Komitmen beliau yang tinggi ini pun bisa dengan mudah dibuktikan di depan mata. Melahirkan 13 anak tentu dibutuhkan penjagaan fisik yang luar biasa, belum ditambah dengan aktifitas dakwah dan kegiatan yang sangat padat. Beliau mampu melewati hari-hari sibuknya dengan stamina yang kuat. Saat ditanya seorang akhwat tentang resep fitnya, beliau mengingatkan untuk jangan lupa mengonsumsi habbatus sauda dan madu.
Kedua, memiliki kesabaran yang luar biasa. Melahirkan, merawat dan membesarkan 9 putra dan 4 putri adalah hal luar biasa yang mutlak membutuhkan kesabaran yang luar biasa. Pesan beliau bahwa dalam membina rumah tangga, yang penting prinsipnya saling memberi. Tidak ada yang superordinat atau subordinat antara laki-laki dan wanita. Sejak awal menikah komitmen itu harus ada. Laki dan wanita punya keistimewaan dan sungguh telah dibuktikan sejak awal dalam kesabaran beliau mengarungi rumah tangga dengan 13 orang anak.
 

Ketiga, aktif bergerak. Ustadzah Yoyoh Yusroh menjadi teladan akhwat muslimah dalam kiprah bagi dakwah dan masyarakat. Amanah beliau yang begitu banyak senantiasa beliau tuntaskan dengan sebaik-baiknya. Bukan hanya dalam konteks internal partai atau dalam negeri, namun juga tampil aktif dalam organisasi internasional bahkan perjuangan internasional membela Palestina. Beliau memimpin rombongan Viva Palestina yang dikoordinir oleh Komite Nasional Rakyat Palestina (KNRP), dan melalui perjuangan berat akhirnya mampu menembus Gaza dengan dikawal barisan panser tentara Mesir. Kiprah beliau yang sangat padat bisa dilihat dari rentetan tugas dan penghargaan yang beliau dapat. Selain di DPR beliau juga aktif sebagai anggota Dewan Pakar ICMI (Tahun 2005-2010), bidang Pemberdayaan Perempuan, Anak dan Lansia. Tak hanya itu, sejumlah tanda jasa pun pernah diterimanya, seperti International Muslim Women Union (IMWU) tahun 2000, International Muslim Women Union (IMWU) tahun 2003, dan Mubaligh National dari Departemen Agama Pusat tahun 2001. Sebuah gambaran sekaligus teladan, seorang ummahat yang sukses meramu antara ranah domestik dengan pengabdian kemasyarakatan.

Keempat, memiliki kekuatan ruhiyah yang tinggi. Aktifitas dakwah dan kemasyarakatan yang begitu padat akan sangat melelahkan tanpa siraman ruhiyah yang teratur dan pada porsi yang istimewa. Ustadzah Yoyoh Yusroh tahu dan meyakini dengan pasti hal tersebut. Karenanya beliau senantiasa menghiasi hari-hari padat aktifitasnya dengan charger ruhiyah yang terus dijaga dan ditingkatkan. Tilawah dan mengulang hafalan Quran adalah rutinitas harian yang tak terlewatkan. Salim A Fillah pernah mendapati beliau bersama suami tengah asyik mengulang hafalan berdua, bergantian menyimak dan membenarkan. Secara khusus, beliau senantiasa menyelesaikan tilawah tiga juz setiap harinya.

Dari informasi media tentang ustazah Yoyoh, penulis menemukan pesan-pesan beliau ketika menyampaikan taujih khususnya untuk para muslimah. Bagi muslimah yang malas dalam ma’rifah terhadap Alqur’an, beliau menasehati agar muslimah mengupayakan untuk terus berinteraksi dengan Al-Qur’an. Jika fisik lelah, akal masih bisa beraktifitas. Tidak kuat lagi bersuara untuk tilawah, bisa beralih dengan membaca tafsir. Jika akal kita lelah juga, ruh masih bisa beraktifitas. Membaca tafsir pun mata dan otak sudah berat, bisa beralih dengan mendengarkan tasmi’ Al-Qur’an. Intinya, jangan keterusan tidur hanya sekedar memenuhi rasa kantuk”.

Dan bagi para ibu muda yang kerepotan mengurus bayi hingga tidak bisa melaksanakan shalat malam, beliau berpesan bahwa hendaknya ketika bayi menangis itu tidak menjadi halangan untuk sholat malam. Kata beliau, “Insya Allah masih bisa ukhti…Yang namanya bayi, ya tugasnya memang nangis. Malah kita khawatir kalau dia tidak bisa menangis tapi anteng terus. Nah, anti bisa siapkan bayi dulu dengan memmbersihkan dari najis, terus dipasang pampers, lalu menyempatkan diri wudhu sebentar. Saatnya sholat, gelarlah kasur kecil di samping sajadah kita dan taruh bayi di situ. Kalau dia menangis, jangan panik dulu, tetap teruskan sholat. Tapi kalau terlihat tanda-tanda nangisnya tak mau berhenti, gendonglah dia sambil sholat. Insya Allah dalam dekapan si ibu, dia akan tenang kembali. Sekaligus ini memberikan tarbiyah ruhaniyah padanya, sejak kecil sudah merasakan dan menyaksikan ibunya selalu bangun untuk sholat lail di sepertiga malam”. Masha Allah.

Dalam keseharian, beliaupun tidak lupa memanjatkan doa untuk anak-anaknya. Diantara doa beliau adalah Allahumma baarik fii awlaadinaa wa laa tadzurrohum wa waffiqhum litho ‘atika war zuqnaa birrohum. Yang artinya Ya Allah, berkahilah anak-anak kami. Jangan susahkan mereka. Berikanlah mereka taufiq untuk taat kepada-Mu dan berikanlah rizki pada kami berupa kebaikan-kebaikan mereka.

Saat ini beliau telah pulang menghadapNya. Namun banyak hal mulia yang beliau torehkan yang sudah sepatutnya dijadikan teladan dan dilanjutkan perjuangan beliau oleh para muslimah dewasa ini. Mari menjadi sekokoh ustazah Yoyoh Yusrah, berdaya juang tinggi dan konsisten dalam memperbaiki bangsa Indonesia ke arah yang lebih baik hingga kematian menjemput kita.

Semoga beliau mendapatkan tempat yang mulia di sisi Allah dan dapat bersama-sama dengan para penghulu wanita di surga sebagaimana keinginan yang ditulis dalam SMS untuk sahabat beliau dua hari sebelum meninggal. SMS tersebut berbunyi: “Ya Rabb, aku sedang memikirkan posisiku kelak di akhirat. Mungkinkah aku berdampingan dengan penghulu para wanita, Khadijah Al-Qubra yang berjuang dengan harta dan jiwanya? Atau dengan Hafshah yang dibela Allah saat akan dicerai karena shawwamah (rajin puasa) dan qawwahmahnya (rajin sholat malam)? Atau dengan Aisyah yang telah hafal 3500-an hadits, sedang aku… ehm, 500 juga belum. Atau dengan Ummu Sulaim yang shabirah (penyabar). Atau dengan Asma yang mengurus kendaraan suaminya dan mencela putranya saat istirahat dari jihad. Atau dengan siapa ya Allah? Tolong beri kekuatan untuk mengejar amaliyah mereka sehingga aku laik bertemu mereka bahkan bisa berbincang dengan mereka di Taman Firdaus-Mu”.
Selamat jalan ustazah....By Yuni YF

Referensi:
http://www.indonesiaoptimis.com/2011/05/mari-belajar-kokoh-dari-ustadzah-yoyoh_21.html
http://www.dakwatuna.com/2011/05/12182/konsistensi-dan-totalitas-yoyoh-yusroh/?utm_source=feedburner&utm_medium=email&utm_campaign=Feed%3A+dakwatunacom+%28dakwatuna.com%29&utm_content=Yahoo!+Mail
http://www.islamedia.web.id/2011/05/mozaik-indah-bersamasang-murabbiyah.html
Read More

For All Mothers where ever You are...






Barakallah....
Selamat hari ibu...
Semoga luapan kesabaran selalu tercurah...
Semoga selalu diberikan kemuliaan...
I love you all..
special for my UMI....i love u so much ^_^
 
Semoga kita semua selalu dilimpahi rahmat dan kasih sayang Allah SWT..aamiin..by Yuni YF
Read More

Muslimah is Prohibited to Stay in Masjid IIUM when Qiyamulal Lail, isnt it?






Bagi sebagian orang
 ada yang tidak membenarkan bagi kaum perempuan menginap di masjid untuk mengikuti kegiatan qiyamulail berjamaah di masjid. Berdasarkan sebuah hadits yang mengatakan bahwa wanita lebih utama sholat di rumah daripada di masjid. Dan juga dikhawatirkan akan mendatangkan fitnah apabila perempuan menginap di masjid. Pendapat ini membuat penulis berpikir dan mencoba untuk mencari sumber referensi dari seorang ustaz di kampus, ustaz Ismail dan hasilnya cukup melegakan. Mahasiswi yang belum menikah diperbolehkan sholat malam dan menginap di masjid dengan alasan:


Pertama,
 apabila aktifitas tersebut diniatkan untuk Allah ta’ala untuk medapatkan ridhaNya bukan karena niat yang lain.


Kedua,
 Qiyamulail jamai di masjid merupakan bagian dari amal jama’i. Selama beraktifitas qiyamulail di masjid harus dipastikan bahwa wanita tidak sendirian dan selalu dalam jamaah. Hidup berjamaah sangat penting. Perintah hidup berjamaah misalnya termaktub dalam surat A Asr. Menurut Imam Syafii, perintah untuk saling menasehati dalam kesabaran dan kebenaran hanya dapat dilakukan dengan jamaah. 


Ketiga,
 hadits yang mengatakan bahwa wanita lebih utama sholat di rumah adalah ditujukan untuk para wanita yang telah memiliki keluarga,yang telah berstatus menjadi seorang istri maupun ibu. Banyak ayat dan hadits tentang wanita yang turun di Madinah. Dimana pada waktu itu Islam sedang dalam masa pembangunan, dihadapkan dengan perlawanan terhadap musuh, pertarungan antara yang haq dan batil. Sehingga terdapatlarangan bagi wanita untuk keluar rumah dalam rangka melindungi mereka dari fitnah dan musuh-musuh Islam. Artinya situasi di luar rumah membuat tidak aman bagi wanita untuk keluar rumah. 


Sama halnya sebuah hadits yang melarang wanita bepergian tanpa mahram. Namun dalam penerapannya saat ini, berdasarkan
 ushul fiqh, wanita diperbolehkan melakukan perjalanan apabila perjalanan tersebut dapat dipastikan terjaga keamanannya. 


Jika dibandingkan
 antara situasi di Madinah dengan lingkungan IIUM saat ini mungkin sangat berbeda. Insya Allah ketika mahasiswi keluar asrama menuju masjid, secara general lingkungan sekitar IIUM masih dapat dikatakan kondusif dan aman. Meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa kejahatan dapat saja terjadi dimanapun dan kapanpun. Menurut penulis, kondisi antara di IIUM dengan Jakarta juga lain. Di Jakarta muslimah dilarang untuk mengikuti kegiatan menginap di masjid untuk qiyamulail berjamaah karena kekhawatiran ketidak amannya lingkungan sekitar dan juga pandangan masyarakat sekitar yang tidak baik terhadap perempuan yang menginap di masjid. Namun di IIUM, menurut hemat penulis,selain lingkungan sekitar yang kondusif, qiyamulail jamaah di masjid juga dirasakan membawa manfaat tersendiri, mengandung syiar Islam, dirasa lebih khusyuk dan tenang serta dapat menguatkan silaturahmi antar mahasiswi.


Keempat,
 karena pihak masjid IIUM membenarkan mahasiswi mengikuti qiyamulail jamaa’i. Hal ini dapat dilihat dari pengumuman kegiatan yang ditujukan untuk seluruh mahasiswa IIUM, baik laki-laki maupun perempuan.


Kelima,
 mengikuti kegiatan qiyamulail jama’i adalah bagian dari menuntut ilmu. Menuntut ilmu tidak hanya di dalam kelas, mengikuti setiap program yang mengandung nilai kebaikan bagian dari menuntut ilmu juga, tepatnya belajar ilmu praktis dari penerapan secara langsung.


Keenam,
 apabila lawan jenis atau para jamaah laki-laki dapat menjaga diri dari penyakit hati. Adakalanya seorang laki-laki tidak dapat menjaga hati mereka hanya karena mendengar suara perempuan, apalagi melihat secara fisik seorang perempuan. Namun, banyak pula kaum adam yang dapat menjaga hati mereka. Maksudnya, perempuan diperbolehkan beraktifitas di masjid di malam hari untuk qiyamulail sepanjang kaum laki-laki dapat menjaga hati mereka.Pada zaman nabi, wanita dipersilakan untuk keluar masjid terlebih dahulu sebelum kaum laki-laki untu menghindari fitnah. Mungkin juga dikarenakan pada waktu itu hanya terdapat satu pintu bagi laku-laki dan wanita. Sedangkan di masjid IIUM, antara jamaah wanita dan perempuan terpisah dan menggunakan pintu yang berbeda. Sehingga insya Allah, dapat terhindar dari fitnah.


Ala kulli hal, enam alasan diperbolehkannya muslimah untuk mengikuti qiyamulail jama’i di masjid IIUM
 semoga menjadi landasan amal yang diridhai oleh Allah SWT. Sehingga aktifitas tersebut dapat mendatangkan manfaat bukan mudharat. Penulis sangat menyadari akan keterbatasan ilmu yang dimiliki. Sehingga penulis sangat terbuka terhadap masukan dari pembaca sekalian. Fastabiqul khairat! Wallahu’alam bishowab. By Yuni YF
Read More

About Alluring

Popular Posts

Total Pageviews

Powered By Blogger · Designed By Seo Blogger Templates