Showing posts with label My Beloved Campus. Show all posts
Showing posts with label My Beloved Campus. Show all posts

Thursday, January 9, 2014

InDaHnya ke BERSAMAan...









Assalamualaikum? How are you? How’s your study? Pasti menjadi kalimat yang familiar diucapkan di sekitar IIUM khususnya di kalangan mahasiswa foreigner, utamanya oleh mahasiswa Afrika dan Arab. Tidak hanya diucapkan oleh dan untuk mahasiswa dari negara yang sama, namun mereka juga tidak sungkan mengucapkan salam kepada setiap mahasiswa yang mereka jumpai, entah yang mereka kenal atau tidak dikenal disertai dengan senyuman maupun wajah yang berseri. Ketika dahulu awal berada di kampus, kebiasaan tersebut terdengar aneh, bahkan sering geli ingin tertawa. Maklum, sewaktu di Indonesia tidak menjumpai hal yang seperti itu. Subhanallah semakin hari, merasakan nikmat persaudaran dengan sesama muslim, Subhanallah alangkah indahnya. Semakin menyadari bahwa ternyata kebiasaan tersebut mengandung arti yang luar biasa dan merupakan sebuah ikhtiar melekatkan tali persaudaraan (silaturahmi). Sebuah ucapan yang mengandung doa. Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh artinya semoga keselamatan dan rahmat Allah SWT beserta keberkahanNya menyertaimu. Dan senyuman adalah ungkapan yang membahagiakan, melegakan hati bahkan Allah mencatatnya sebagai sedekah kita….Masha Allah.
 

Dalam kesempatan ini, saya bermaksud untuk mengingatkan kembali akan kebersamaan kita, khususnya masyarakat Indonesia di lingkungan IIUM baik yang sedang belajar maupun bekerja sebagai dosen, teknisi, cleaning service dll. Masih sangat terasa bahwa ada banyak dari kita yang belum mengenal satu sama lain. Kadang meski mengetahui sesama dari Indonesia, tetapi pura-pura tidak mengenal bahkan mungkin ada yang tidak mau mengenal satu sama lain (semoga saja tidak ada). Memang khususnya sebagai mahasiswa, karena study is our priority tetapi bukan berarti mahasiswa hanya berpikir untuk kebaikan dirinya saja dan tidak bersosialisasi dengan baik. Bagaimanapun juga, sesama Warga Negara Indonesia yang ada di IIUM adalah satu keluarga, sehingga diharapkan mari saling mengingatkan dalam kebaikan dan saling membantu jika ada permasalahan maupun berbagi kebahagiaan, seperti yang sudah dimulai di milis-milis yang ada.

Mungkin agak sulit untuk mengingat satu persatu nama semua orang Indonesia yang ada di IIUM. Tetapi menurut saya, akan sangat mudah mengenali wajah orang Indonesia ( wajah khas ) yang ada di kampus ini. Hal kecil dan mudah, kita bisa mengawalinya dengan saling menyapa, memberikan senyuman, berjabat tangan maupun berlomba mengucapkan salam ketika berjumpa.
 

Perbedaan kata Rasulullah adalah sunnatullah. Munculnya perbedaan opini dalam diskusi di forum maupun di milis merupakan hal yang biasa. Justru akan semakin menambah wawasan dan akan membina pola berpikir bijaksana. Jangan sampai kemudian, semuanya menganggap paling benar bahkan ada saling menyakiti dan saling menjatuhkan satu sama lain. Sehingga perbedaan itu justru meruntuhkan ukhuwah di antara kita. Jangan pula seseorang dengan mudah menjustifikasi si A sombong, tidak ramah, eksklusiv dsb hanya karena tidak menyapa maupun kurang berbaur dengan yang lain. Marilah kita berusaha untuk berpikir positif, berlapang dada dan saling memaafkan agar hubungan kita tetap langgeng.

Beberapa organisasi besar representative masyarakat Indonesia di IIUM sudah cukup aktif dalam mengadakan kegiatan – kegiatan yang dimaksudkan untuk mempererat persaudaraan, semoga bisa terjalin selamanya. Sekali lagi keberadaan organisasi juga bukanlah ikut menambah runcing perbedaan, akan tetapi semakin menguatkan dan semakin menambah indahnya kebersamaan. Ibarat taman yang dipenuhi dengan bunga yang bermacam warna akan terlihat semakin indah, yang harus dipertahankan adalah bagaimana upaya pemeliharaan untuk menjaga keindahan tersebut. Bahkan, sangat menarik ketika organisasi yang ada melakukan kerja sama rutin dalam membuat sebuah kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat umum, seperti yang sudah mulai dilakukan.

Ala kulli hal, Allah SWT menciptakan manusia, laki maupun perempuan dan menjadikan kita berbangsa – bangsa dan bersuku – suku supaya kita saling mengenal ( Qs. Al Hujurat : 13 ). Kata lita’arafu dalam ayat tersebut, menurut ustaz Didin Hafidudin tidak hanya menganjurkan setiap Muslim untuk sekedar berkenalan akan tetapi juga menuntut seseorang untuk memiliki keunggulan yang kompetitif. Sehingga alangkah baiknya jika kita di IIUM ini tidak hanya mengenal satu sama lain, menjaga kebersamaan baik sesama warga Indonesia maupun dengan warga Negara lain. Akan tetapi, kita juga berusaha menunjukkan kemampuan yang terbaik dari diri kita sebagai seorang mahasiswa sekaligus seorang Muslim yang berakhlaqul karimah dan memiliki kompetensi diri. Di momen jelang ujian ini, mohon dimaafkan atas kekhilafan kata, ucapan maupun perbuatan. Semoga hati dan pikiran kita tidak dikotori oleh prasangka-prasangka buruk terhadap saudara kita, tetapi disibukkan oleh kegiatan belajar dan lebih mendekatkan diri kepadaNya. Semoga dipermudah dan all the best for us. Aamiin.By: Yuni YF
Read More

SWEET MEMORIES WITH CELPAD







Bagi mahasiswa IIUM (International Islamic University Malaysia), mungkin tidak ada yang tidak mengenal CELPAD. Bahasa Inggris merupakan
 medium education yang digunakan oleh semua Kulliyah di IIUM, bahkan bagi jurusn IRKHS mahasiswa juga harus memenuhi standard bahasa Arab selain bahasa Inggris. Mahasiswa baru, khususnya international student yang tidak memiliki setifikat TOEFL score 550 atau IELTS overall band 6, maka harus mengikuti English Placement Test (EPT) yang diadakan oleh IIUM. Alhasil hampir semua mahasiswa baru akan belajar di kelas bahasa terlebih dahulu. Centre for Languages and Pre-University Academic Development atau yang lebih dikenal CELPAD merupakan sebuah lembaga bahasa Inggris dan bahasa Arab yang secara resmi di bawah IIUM. Masa belajar bagi mahasiswa di lembaga tersebut maksimal adalah dua tahun. Ada enam level yang disediakan oleh CELPAD, dimana mahasiswa akan masuk berdasarkan hasil EPT. Misalnya, Jika hasil EPT berada di band 4 maka, mahasiswa tersebut akan masuk di kelas CELPAD level 5 dan seterusnya.

Setelah diumumkan bahwa hasil EPT tidak lulus band 6 akhirnya sayapun masuk CELPAD. Perasaan kecewa tidak dapat dihindari. Bagaimana tidak, jauh – jauh datang ke negeri seberang, tidak terbesit keinginan untuk belajar bahasa dulu di IIUM. Waktu itu saya berpikir bahwa, belajar bahasa di Pare, Jawa Timur selama 2,5 bulan sudah cukup membekali untuk meneruskan belajar di IIUM. Akhirnya saya menyadari memang kapasitas bahasa Inggris yang saya miliki masih jauh dari kesempurnaan dan meyakini keputusan Allah bahwa setiap apa yang Allah berikan kepada kita, sebenarnya adalah yang terbaik bagi kita dan kita tetap harus bersyukur.

Awal belajar di CELPAD adalah hal yang berat bagi saya…..benar-benar membosankan. Belajar dari dasar pengetahuan bahasa Inggris, penggunaan koma, tanda seru dll. Tapi Alhamdulillah, situasi kelas yang mengasyikkan, pengajar yang friendly dan lingkungan IIUM yang nyaman membuat saya dapat mengikuti episode kehidupan di CELPAD dengan baik. Memang tidak cukup hanya belajar English di kelas, belajar English memerlukan praktek. Selain banyak membaca buku-buku, koran, mendengarkan ceramah dalam bahasa English, lingkungan IIUMpun sangat kondusif untuk mengaplikasikan bahasa Inggris secara langsung, yaitu aktif berkomunikasi dengan mahasiswa asing, karena konon di IIUM terdapat mahasiswa yang berasal dari 85 negara dari seluruh dunia . Hal ini akan memacu dan mempercepat pembelajaran bahasa di kampus.

Tidak ada salahnya belajar di CELPAD terlebih dahulu. Pada masa itu, kita dapat memanfaatkan untuk beradaptasi dengan situasi baru di IIUM. Meski Indonesia-Malaysia adalah Negara satu rumpun, sama-sama Melayu, tapi tetap masih berbeda, khususnya dalam hal budaya, sehingga perlu proses penyesuaian. Apalagi di kampus tersebut dalam keseharian juga akan berinteraksi dengan mahasiswa dari berbagai Negara. Sehingga banasa Inggris memiliki peran yang penting. Menurut saya, belajar di CELPAD adalah kesempatan bagi mahasiswa untuk beradaptasi disamping belajar bahasa Inggris lebih mendalam.
 

Alhamdulillah akhirnya dengan pertolongan Allah, cukup satu semester saya terdampar di CELPAD. Selanjutnya saya dapat melanjutkan misi utama, belajar di Finance. Bagi kawan-kawan yang mau belajar di IIUM maupun yang sedang belajar di CELPAD, don’t be sad…..nikmati saja belajar di CELPAD. Namun ingat, harus benar-benar memanfaatkan waktu untuk belajar dan memerlukan trik khusus menghadapi EPT. Selamat belajar di CELPAD, tapi jangan kelamaan ya..insha Allah. Wallahu’alam.By Yuni YF
Read More

Let’s Join to CCAC IIUM!!!





Garden of knowledge and virtue adalah motto kampus tempat saya belajar saat ini. IIUM, International Islamic University Malaysia adalah salah satu kampus Islam skala internasional yang didirikan oleh OKI diatas tanah wakaf kerajaan Malaysia dan hingga saat ini biaya operasional pendidikan mendapatkan subsidi dari kerajaan. Salah satu bagian yang unik di kampus biru ini adalah nuansa religius yang bisa dirasakan di setiap tempat, meski belum bisa dikatakan kampus yang Islami 100 %. Memang tidak mudah untuk menjaga ruh Islamiyah para mahasiswa di tengah tantangan global dewasa ini. Oleh karena itu, sejak didirikan, IIUM memiliki lembaga yang concern untuk meningkatkan spiritual dan meningkatkan keseimbangan intelektual mahasiswa. Lembaga tersebut dinamakan CCAC (Co-curricular Activity Centre) yang memiliki motto garden of nur and yakin. Di bawah koordinasi CCAC terdapat banyak kegiatan skill seperti wataniah/pramuka, tahfiz, debat (arab, English dan Malay), leadership dan management, family dan parenting, entrepreneurship, tae kwon do, gamelan, ketrampilan memasak dan menjahit, non Muslim package, study circle/halaqah, hookey, public speaking dan fardhu a’in.


Dari sekian paket program, yang pertama wajib diikuti oleh setiap mahasiswa S1 adalah study circle atau halaqah. Ada tiga halaqah yang harus mereka ikuti, yaitu halaqah fardhu ‘ain, halaqah 1 dan 2 yang selalu diujikan setiap akhir semester. Halaqah diadakan setiap seminggu sekali, selama 2 jam yang difasilitatori oleh para naqib/ah dengan mengacu pada kurikulum CCAC. Setiap halaqah berisi 15 mahasiswa dari jurusan yang berbeda, bercampur antara mahasisma local maupun foreigner tetapi terpisah antara putra dan putri. Halaqah ini biasanya diikuti oleh mahasiswa S1 semester tingkat satu hingga tiga. Setelah halaqah selesai, maka mahasiswa baru diperbolehkan untuk bergabung dalam skill yang lain, seperti debat, tahfiz, berenang, ketampilan memasak, dan lainnya.


Menjadi naqibah merupakan pengalaman yang sangat berharga. Berniat untuk ikut berkontribusi dalam menegakkan nilai-nilai Islam di lingkungan IIUM sekaligus menjadi ajang untuk sharing knowledge, maka saya mendaftar di CCAC sebagai naqibah. Setelah lulus seleksi administrative dan interview saya mulai bertugas menjadi fasilitator dengan mengikuti traning nuqaba terlebih dahulu, yang dilakukan selama 3 hari. Tugas menghandle halaqah awalnya memang cukup berat, saya harus mempersiapkan materi yang akan disampaikan terlebih dahulu, dan sedikit kurang PD karena berhadapan dengan mahasiswa dari Negara lain. Tapi semakin lama semakin bersyukur, karena dari halaqah kita dapat sharing ilmu maupun problematika umat Islam dari Negara-negara yang berbeda, sekaligus mengasah ketrampilan dalam bahasa English.
 
Begitu pentingnya peran seorang naqib/ah dalam meningkatkan imunitas mahasiswa IIUM dari serangan budaya, trend yang semakin menjauhkan dari Islam. Mari kawan, bagi yang belum bergabung sebagai naqib/ah segeralah mendaftar dan ikut berpartisipasi dalam meningkatkan pembentukan moral generasi muda. bagi kawan-kawan yang telah bergabung sebagai naqib/ah mari saling mendoakan semoga tetap istiqomah dan semoga Allah memberikan kemudahan bagi kita semua..aamiin. By Yuni YF
Read More

My Beloved Masjid SHAS IIUM






Sultan Haji Ahmad Shah atau sering disebut SHAS adalah nama masjid kampus IIUM. Percaya tidak percaya dari hasil interview beberapa kawan..cie, masjid kampus merupakan tempat yang paling diidolakan. Banyak dari mereka sepakat jika masjid tersebut merupakan sebuah tempat yang dirindukan ketika berada jauh dari kampus, misalnya ketika pulang kampung kembali ke Negara asal. Siapa aja yang berada di masjid IIUM, pasti akan merasa nyaman dan teduh di dalamnya, hal yang sama ketika berada di masjid yang lainnya. Tapi menurut saya, masjid kampus menjadi rumah kedua setelah kamar sendiri dan rasa nyaman di masjid IIUM lebih daripada yang lain, pokoknya sulit untuk diungkapkan..he3. Seperti apa sih masjid IIUM?

Masjid Shas berdiri tegak di tengah-tengah lingkungan IIUM, tepatnya di sebelah gedung rektorat kampus. Bangunan besar yang digunakan sebagai tempat beribadah tersebut memiliki menara yang cukup tinggi kira-kira 20 meter. Masjid kampus bercorak timur tengah, pada bagian depan dihiasi 33 pohon Palm, di bagian kanan dan kiri tampak beberapa pohon Palm yang ditanam di sela-sela bangunan tempat wudhu laki-laki yang terlihat indah dan alami.
 

Masjid tersebut memiliki empat lantai. Tempat wudhu laki –laki maupun perempuan, toilet, kamar untuk memandikan jenazah, tempat istirahat bagi perempuan, 4 ruang kelas dan juga serambi yang sering digunakan untuk kegiatan kampus seperti donor darah dan buka bersama selama ramadhan. Pada tempat wudhu perempuan terdapat 110 kran air dan belasan toilet.Tempat sholat terluas berada di lantai 2. Di lantai kedua itu pula terdapat kantor masjid. Pada lantai ketiga dan keempat tersedia ruang tidur traveller yang sekaligus dipakai sebagai tempat tidur bagi orang yang sedang mabit di masjid.

Untuk menjaga kebersihan, keindahan dan kenyamanan masjid, pihak management masjid mengerahkan tujuh cleaner. Setiap hari pada jam kerja, para cleaner tersebut memiliki tugas rutin seperti menyapu, mengepel, membersihkan karpet masjid dengan vacuum cleaner, merapikan alqur’an di rak-rak yang tersedia, membersihkan toilet dan membuang sampah. Kadangkala para cleaner harus bekerja lembur membersihkan masjid pada hari libur ketika di masjid terdapat kegiatan besar seperti pengajian, peringatan hari besar, sholat idul id dan adha dan lainnya.
 

Selain sebagai tempat sholat, masjid SHAS sering digunakan pula sebagai tempat untuk grand qiyamulali bulanan,tempat mengucapkan ijab qabul pernikahan, pengajian rutin dan kuliah eksidental ketika terdapat kunjungan orang penting dan ilmuwan muslim dari dalam maupun luar Negara. Sejak saya di IIUM, banyak orang masyhur yang telah melakukan kunjungan ke masjid tersebut seperti perdana menteri Malaysia, Yusuf Islam, Syaikh Sudays, ust Bilal Philip dan ustaz-ustaz yang lain. Selain itu di masjid SHAS juga digunakan sebagai tempat halaqah, sehingga tidak heran jika khususnya pada hari Sabtu dan Ahad kita akan melihat banyak mahasiswa yang berkumpul dalam lingkaran kecil untuk mengkaji Islam bersama di masjid tersebut. Karena di IIUM, kegiatan halaqah merupakan kegiatan wajib bagi mahasiswa S1 dan biasanya yang menjadi fasilitatornya adalah mahasiswa S2/S3.

Masjid meski merupakan tempat yang suci dan nyaman, namun juga kadangkala menjadi tempat yang tidak aman. Walaupun tidak sering terjadi, tetapi di masjid IIUM telah beberapa kali terdapat kasus kehilangan. 12 CCTV yang dipasang di beberapa titik di dalam masjid ternyata belum bisa menghalangi masuknya pencuri ke dalam masjid. Upaya yang dilakukan masjid selama ini baru sebatas mendisplay kalimat peringatan yang tertulis di kotak layar shaf terdepan masjid level dua dengan tulisan Please Keep Your Belonging. Saat ini, dimanapun kita, meskipun di masjid tetap harus menjaga barang yang kita miliki, lebih-lebih jika barang tersebut adalah berharga agar tidak tidak menimbulkan daya tarik bagi orang lain untuk mengambilnya.

Ala kulli hal, masjid IIUM yang selalu ada di hatiku...semoga selalu bersih, nyaman dan terus memberikan manfaat. Dan bagi kita yang suka ke masjid, jangan lupa untuk tetap menjaga kebersihan, menjaga barang yang kita bawa dan memanfaatkan masjid sabagai sarana untuk semakin dekat kepada Allah.Mari kita selalu menjaga rumah Allah SWT! By Yuni YF
Read More

POTRET CLEANER






Pertama kali menapak di kampus, ada sebuah kekaguman dengan lingkungan kampus yang bersih. Kampus UIA yang luas, indah, asri, banyak bangunan, halaman yang hijau, pepohonan yang beragam dengan jumlah yang banyak, beberapa aliran sungai di dalam kampus yang bersih, lahan parkir yang tersedia di setiap fakultas dan kantin yang menyebar di beberapa tempat, dan semuanya masya Allah hampir selalu terlihat bersih.
 

Tidak dapat dipungkiri bahwa kampus UIA yang bersih adalah atas jasa para pegawai kebersihan yang lebih dikenal dengan cleaner. Ada dua jenis cleaner yang rutin terlihat di kampus yaitu cleaner yang mengurusi area dalam dan luar yang bisa dilihat dari perbedaan seragam yang mereka kenakan, yaitu cleaner area dalam memakai baju berwarna biru dan kaos hijua muda bagi cleaner di area luar. Area dalam meliputi bangunan kantor, masjid, asrama/mahalah dan sport complex. Sedangkan area luar atau disebut landscape cleaner biasanya membersihkan halaman, menyapu sepanjang jalan,memotong rumput, menata taman, menyapu di bawah pohon – pohon dan membersihkan sepanjang sungai. Menurut saya, pekerjaan landscape cleaner lebih kasar dibandingkan cleaner biru, saking kasarnya maka sering terlihat mereka memakai kaos tangan tebal dan topi selama bekerja.

Di UIA, para pekerja cleaner diatur oleh managemen Daya Bersih. Berdasarkan informasi dari salah satu penyelia (coordinator cleaner), mayoritas cleaner adalah wanita yang berasal dari Indonesia. Jumlah cleaner Indonesia di kampus UIA adalah 1110 orang yang terbagi di beberapa tempat. Ada 490 orang di UIA Gombak dan sisanya, para cleaner tersebut bertugas di kampus UIA yang lain seperti ISTAC, matrikulasi UIA, IIBF dan UIA Kuantan. Para cleaner rata-rata berasal dari kalangan berpendidikan sangat rendah dari kampung-kampung pedalaman di Indonesia. Bahkan beberapa dari mereka berada di Malaysia tanpa membawa dokumen resmi. Umur para cleanerpun sangat variatif. Ada yang terlihat sangat muda, baru lulus SD hingga usia uzur lebih dari 60 tahun. Sehingga tidak heran jika dari beberapa cleaner sering kami panggil nenek.
 

Masya Allah sangat besar peran mereka dalam menjaga kenyamana lingkungan kampus. Karena telah dibekali skill sebelum bekerja, maka hampir setiap sudut kampus selalu tersentuh oleh tangan mereka sehingga senantiasa terlihat bersih. Beberapa kali ketika kampus libur 1-3 hari, maka yang terlihat adalah lingkungan kampus yang tidak sedap dipandang. Tanpa cleaner, sampah banyak menumpuk di tempat sampah baik di kampus maupun di asrama, dedaunan bertebaran di sepanjang jalan, lantai yang kotor, toilet yang berbau tidak sedap dan kondisi tersebut membuat ketidak nyamanan berada di kampus.
 

Ala kulli hal, ucapan terima kasih yang tiada kira untuk para cleaner UIA maupun para cleaner yang ada di mana saja. Bukanlah sebuah pilihan yang diidamkan banyak orang menjadi seorang cleaner. Lebih tepatnya karena tuntutan hiduplah yang membuat mereka berprofesi sebagai cleaner. Namun di atas semua itu, profesi cleaner merupakan tugas yang mulia, bukankah dalam Islam kebersihan adalah sebagian dari iman?
 

Semoga Allah mencatat aktifitas para cleaner sebagai amal ibadah. Jangan pernah kita menyepelekan profesi mereka. Pendapatan mereka masih rendah, RM600an namun tanpa mereka, maka menurut saya UIA tidak akan terlihat indah. Mensikapi kondisi kebanyakan cleaner yang masih kurang sejahtera baik secara material maupun spiritual, maka kita patut ambil perhatian. Kegiatan pengajian rutin, ceramah motivasi maupun sesekali memberikan bantuan materi kepada mereka sangat diperlukan. Kawan, mari kita bantu mereka, Fastabiqul khairattt!! By Yuni YF
Read More

Iam Not Afraid Stay Alone








Merupakan
 judul sebuah nasyid. Meski baru pertama kali mendengar, tapi nasyid tersebutcukup berkesan dan mampu mentransfer semangat keberanian seorang muslim. Nasyid tersebut menggambarkan tentang kisah umat Islam yang tinggal di barat yang dituntut untuk berani menampakkan jatidiri sebagai seorang muslim di tengah-tengah masyarakat non muslim.

Nasyid tersebut adalah salah satu nasyid yang dibawakan oleh
 Native Deen, grup nasyid dari US yang pada Sabtu lalu, 25 February 2012 menggelar konser di CAC IIUM. Selama kurang lebih dua jam mereka membawakan nasyid sambil sesekali melakukan atraksi di bawah panggung, menyapa lebih dekat kepada para penonton, membagikan CD,sharing dan juga pertunjukkan alat musik. Lagu lain yang dibawakan pada malam itu memiliki genre yang tidak sama. Diawali lagu dengan iringan lembut, pop, nge-rap hingga menyentak,seperti tentang Allah,Insha Allah, My Faith My voice, Intention dan lainnya. Overall, nasyid-nasyid yang dibawakan dapat menyuntik semangat bagi para penonton.

Bagi penulis, kehadiran tiga nasyider dari US tersebut membawa kesan tersendiri. At least dapat menambah
 wawasan tentang perkembangan nasyid di negara luar . Meski agak kurang sreg dengan nasyid rap, tapi penulis tidak dapat memungkiri bahwa dakwah melalui jalur nasyid rapmasih diperlukan karena banyak anak muda yang menyukai aliran musik ini. Apalagi mereka merupakan sasaran dakwah yang potensial agar mereka tertarik untuk kembali kepada Islam dengan mengamalkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan keseharian. How about you, do you like Native Deen?wallahu’alam. by Yuni YF
Read More

Halal Fair 2012






Baru kemarin dilakukan acara
 pembukaan halal fair 2012 di CAC IIUM. Acara itu diadakan oleh kumpulan mahasiswa IRK. Sebagaimana yang disampaikan oleh ketua panitia, bahwa tujuan dari program tersebut adalah agar muslim memiliki kesadaran untuk hanya mengkonsumsi yang halal dan memberikan manfaat bagi masyarakat muslim.

Program tersebut akan berlangsung selama empat hari dengan beberapa rangkaian program yang menarik yang diadakan didalamnya. Ruangan luas CAC dipenuhi oleh para
 pengusaha muslim Malaysia dengan aneka produknya, mulai dari makanan seperti pizza, coklat, snack ringan, ice cream, aneka coklat, susu, alat komestik, baju-baju, buku dan lainnya. 

Tidak ketinggalan pula, panitia mengundang
 group nasyid seperti UNIC dan Saujana. Seperti pada waktu pembukaan kemarin, UNIC memberikan persembahan beberapa buah nasyid yang terbaru. Diantara nasyid tersebut ada doa robitah, sholawat, umat islam boleh dan ukhuwah. Ala kulli hal, semoga sukses acara tersebut dan jangan lupa, jom datang ramai-ramai di halal fair 2012! By Yuni YF
Read More

About Alluring

Popular Posts

Total Pageviews

Powered By Blogger · Designed By Seo Blogger Templates